Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2021

Jejak Perjalanan Iman: Sejarah Paroki Administratif Pelem Dukuh

  Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...

Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2021 Hari ke-31: Ziarah di Masa Pandemi Covid-19

Berdasarkan Kalender Liturgi, Gereja pada hari ini merayakan Pesta Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabet. Kunjungan persaudaraan antara dua orang beriman yang digerakkan oleh Roh Kudus untuk saling meneguhkan sebagai perempuan yang melaksanakan kehendak Tuhan. Kunjungan dua wanita beriman yang masing-masing mengandung buah cinta dari kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia dan memberi inspirasi yang perlu kita laksanakan untuk memenuhi kehendak Tuhan.Umat di lingkungan, keluarga, ataupun kita secara pribadi sering berziarah ke tempat-tempat suci. Kebiasaan ziarah ini meneguhkan iman kepercayaan Katolik berdasarkan teladan para pengikut Yesus yang telah menunjukkan kesetiaan imannya. Kalau kita berziarah ke gua Maria atau taman doa, hati kita diarahkan untuk mengagumi dan meneladan semangat keibuan Maria dan kerelaannya melaksanakan kehendak Tuhan, yang diwujudkan dalam hidup sehari-hari. Ziarah dan hormat bakti kita di hadapan Sakramen Mahakudus di kapel adorasi atau ...

Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2021 Hari ke-30: Katolisitas,Kerasulan, dan Semangat Kebangsaan secara Sinergis

Hari ini kita merayakan Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Inti misteri kasih Trinitaris telah menjadi pengalaman hidup harian, terutama dengan mensyukuri karya kasih Bapa melalui Yesus Kristus, Putra-Nya, dan penyertaan Roh Kudus yang diutus oleh Bapa dan Putra untuk menuntun penziarahan hidup kita, sebagaimana kalau kita mengawali dan mengakhiri doa dengan tanda salib. Isi doa yang kita ungkapkan juga menyatakan pengakuan akan kebaikan Allah yang nyata dalam Yesus Kristus maupun dalam penyertaan Roh Kudus. “Tuhan Yesus, saya bersyukur karena cinta Ayah dan Ibu serta Kakung dan Uti bagi saya. Berkati kami semua dengan berkat kasih Bapa Yang Maharahim, bersama Roh Kudus, kini dan sepanjang masa, Amin.” Demikian doa singkat anak kelas 4 SD dalam pelajaran persiapan Komuni Pertama.Daya kekuatan Allah selalu menuntun Umat Allah KAS dalam dinamika kehidupan menggereja hingga Arah Dasar KAS ke-8 (tahun 2021-2025) untuk mewujudkan semangat Kekatolikan, semangat Kerasulan, semangat K...

Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2021 Hari ke-28: Santo Yusuf, Bapak yang Bekerja

Ada pendapat yang mengatakan bahwa dunia kerja menyediakan dua pilihan: mencintai pekerjaan atau mengeluh setiap hari. Jika tidak bisa mencintai pekerjaan, maka kita hanya akan memperoleh “5-ng”: ngeluh, ngedumel, ngegosip, ngomel, dan ngeyel. Hampir semua orang pernah mengalami rasa lesu dan bosan dalam pekerjaan. Itu biasa, lumrah, namun harus diatasi. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan langsung membenahi pangkal masalahnya, yaitu motivasi kerja. Itulah akar yang membentuk etos kerja.Santo Yusuf adalah pelindung para pekerja karena dia adalah bapak yang bekerja. Santo Yusuf adalah seorang tukang kayu yang bekerja dengan jujur untuk menghidupi keluarganya. Dari dia, Yesus belajar tentang nilai, martabat, dan kegembiraan makan roti yang merupakan hasil usahanya sendiri. Bagi Yusuf dan tentunya bagi kita, kerja merupakan partisipasi dalam karya keselamatan. Ya, suatu peluang untuk mempercepat datangnya Kerajaan Allah, untuk meningkatkan potensi dan kualitas seseor...

Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2021 Hari ke-27: Santo Yusuf, Bapak yang Berani dan Kreatif

Berbagai macam kesulitan dialami dan dihadapi oleh banyak orang, bahkan hampir semua orang, akibat amukan si Covid-19. Banyak orang kehilangan pekerjaan, sehingga membuat mereka harus beralih pekerjaan. Bahkan, masih banyak pula di antaranya yang hingga saat ini pun belum mendapatkan pekerjaan kembali. Warung makan siap saji sepi pembeli, gojek sepi penumpang. Banyak orang bertanya-tanya, “Kapan, ya, Covid-19 ini berlalu?” Perekonomian terguncang, penghasilan keluarga menurun drastis. Mengeluh, jengkel, marah, tentu bukanlah solusi untuk mengatasi dan keluar dari kesulitan akibat Covid-19 ini. Diam saja, meratapi nasib, frustasi, kehilangan harapan, menyerah pada keadaan, tanpa mencari jalan keluar dari kesulitan, itu namanya tindakan bodoh sebagai murid-murid Tuhan. Apalagi kalau sampai menyalahkan Tuhan, itu namanya keterlaluan dan bukanlah perilaku orang beriman. Mari kita meneladan Santo Yusuf, seorang pribadi sekaligus bapak yang berani dan kreatif dalam menghadapi ber...

Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2021 Hari ke-25: Santo Yusuf, Taat pada Allah lewat Mimpi

Dalam tradisi masyarakat Jawa, mimpi dapat dikelompokkan menjadi tiga macam berdasarkan waktunya. Ketiga mimpi itu adalah titiyoni (pukul 21.00 - 24.00), gondoyoni (pukul 24.00 - 03.00), dan puspa tajem(pukul 03.00 - 06.00). Titiyoni adalah mimpi yang tidak memiliki arti yang sangat khusus. Gondoyoni adalah mimpi yang menunjukkan pada kualitas kejiwaan kita, menyingkapkan apa yang tersembunyi di dalam diri kita agar dapat diketahui, diterima, dan kemudian diolah. Sementara, puspa tajem adalah mimpi yang diyakini memiliki makna yang sering menjadi kehendak Allah.  Kitab Suci juga biasa mengaitkan kehendak Allah yang disampaikan melalui mimpi. Santo Yusuf termasuk yang mengalaminya. Paus Fransiskus dalam Surat Apostolik Patris Corde menguraikan bahwa ada empat mimpi yang dialami oleh Santo Yusuf dan langsung dilaksanakannya dengan taat sesuai pesan-Nya (Mat. 1:24; Mat. 2:14-15; Mat. 2:21; dan Mat. 2:22). Setiap mimpi menunjukkan kehendak Allah yang harus dilaksanakannya. ...

Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2021 Hari ke-23: Yusuf, Seorang Bapak yang Dikasih

Dalam sebuah keluarga, seorang bapak merupakan pribadi yang menempati tempat yang penting. Dia adalah kepala keluarga, bertanggung jawab atas istri dan anak-anaknya. Apa yang dialami, dirasakan, dan dihadapi istri serta anak-anaknya, merupakan tanggung jawab dan perhatian seorang suami dan bapak keluarga. Itu juga yang terjadi dalam Keluarga Kudus Nazaret: Yesus, Maria, dan Yusuf. Kita tahu dan dapat merasakan bagaimana pengalaman awal yang berat dialami oleh Yusuf dan Maria: mencari penginapan saat Maria akan melahirkan dan tidak mendapatkan; saat harus membawa Maria dan Sang Bayi lari ke Mesir menghindari ancaman pembunuhan anak-anak dari Raja Herodes; saat Yesus berusia 12 tahun tertinggal di Yerusalem sehingga mereka harus kembali ke Yerusalem mencari-Nya, dsb.Tidak mengherankan bila Bapa Suci Fransiskus meletakkan tema Yusuf sebagai “Seorang bapak yang dikasihi” pada nomor satu dalam Patris Corde, Surat Apostolik Bapa Suci Paus Fransiskus, pada peringatan 150 tahun pem...

Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2021 Hari ke-22: Keluarga di Masa Pandemi Covid-19

Satu kebiasaan yang amat bagus dalam keluarga-keluarga kristiani terutama di masa pandemi Covid-19 ini ialah berdoa bersama. Doa bersama di sini sungguh-sungguh dalam arti: seluruh keluarga berkumpul dan mengambil waktu untuk doa bersama. Cukup banyak keluarga Katolik yang mengambil waktu malam hari untuk doa bersama. Variasi waktunya bisa berbeda-beda. Risikonya, bila terlalu malam, si kecil sudah nglempus alias tidur duluan.Masa pandemi Covid ini justru menantang keluarga-keluarga untuk memperbarui komitmen saling mengasihi satu sama lain. Seringnya berjumpa tentu menjadi berkat yang tak terkira nilainya. Apalagi kalau ada yang sakit atau ada yang berulang tahun. Dukungan dari keluarga sangatlah dibutuhkan, tentu saja dengan memperhatikan saran-saran kesehatan yang berlaku. Doa bersama dalam keluarga tentu dapat dilakukan melalui video call atau telepon apabila ada anggota keluarga yang kebetulan sedang berada di lain tempat atau luar kota/pulau. Yang penting dan harus se...

Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2021 Hari ke-21: Nyanyian Liturgi pada Masa Pandemi Covid-19

Pada suatu hari, ada umat yang mengutarakan perasaan sedihnya ketika mengikuti Misa di gereja. Alasannya, mengikuti Misa pada masa pandemi ini terasa kurang meriah karena lagu-lagu yang dinyanyikan sangat terbatas. Lantas, apakah keagungan dan kemeriahan Misa hanya tergantung pada banyaknya nyanyian?Hal penting yang harus disadari adalah memahami konteks situasi ketika merayakan Misa. Pada masa pandemi seperti ini, Misa yang dihadiri oleh umat hendaknya dilakukan dengan memperhatikan panduan perayaan liturgi dan peribadatan sebagaimana telah disusun oleh Gugus Tugas Penanganan Dampak Covid-19 tingkat Keuskupan. Usulan lagu-lagu yang bisa dinyanyikan telah dipilih berdasarkan makna liturgi dan bagian pokok ritual yang terdapat di dalamnya.Instruksi tentang musik di dalam Liturgi (Musicam Sacram) Nomor 7 memberi penjelasan, “Dalam memilih bagian-bagian yang harus dinyanyikan, hendaknya diutamakan bagian-bagian yang sedari hakikatnya lebih penting, khususnya bagian-bagian yang...

Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2021 Hari ke-19: Orang Muda, Garda Depan Gereja

Aga adalah salah satu relawan Satgas Covid-19 paroki. Sore itu, dia sudah siap menuju gereja. Dia bertugas sebagai pengukur suhu. Sementara itu, Ade, sang adik, sudah menyiapkan semua yang diperlukan neneknya untuk mengikuti perayaan Ekaristi daring dari rumah. Setelah semua persiapan selesai, mereka pun berangkat untuk bergabung dengan rekan muda dan umat lain sesuai dengan pelayanan masing-masing, seperti di bagian audio-visual, kor, lektor, tata laksana, dan pendataan umat. Keterlibatan bagi orang muda di masa pandemi ini menjadi sangat terbuka. Banyak peluang yang bisa dilakukan untuk terlibat. Paus Fransiskus dalam Seruan Apostolik Christus Vivid mengungkapkan: “Kalian adalah Masa Kini Allah, mengajak kita semua untuk tidak berfokus pada kekurangan, kekacauan yang mungkin dibuat orang muda karena hal ini akan membuat jarak antara Gereja dan orang muda semakin lebar”. Santo Yohanes Paulus II dalam salah satu kesempatan menegaskan, “Tak satu pun dari orang muda dianggap ...

Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2021 Hari ke-18: Kolekte dan Persembahan di Masa Pandemi Covid-19

Alkisah, Pak Stanley termangu melihat laporan kolekte dan persembahan bulanan selama masa pandemi Covid-19. Memang semenjak Misa Kudus mingguan di  parokinya ditiadakan, rupanya jumlah perolehan kolekte dan persembahan bulanan cenderung turun drastis dan kurang mencukupi kebutuhan paroki. Tak sedikit umat yang nyinyir: “Lha wong tidak ada Misa kok disuruh kolekte dan persembahan bulanan. Untuk memenuhi kebutuhan hidup  keluarga sendiri saja sudah kembang kempis!”Sebagai bendahara Dewan Paroki St. Petrus Pringapus, Pak Stanley sudah menawarkan beberapa pilihan guna  penyaluran kolekte dan persembahan. Pertama, lewat amplop dan dikumpulkan oleh pengurus lingkungan atau relawan,  lalu disetorkan ke kantor paroki. Kedua, umat bisa transfer dana secara praktis dan mudah dengan memakai Scan QR Code, Qris (Quick Respond Indonesia Standard), atau melalui  aplikasi OVO, Gomobil, t-Money, Gopay, Telkom, LinkAja, Dana, Paytren, Bluepay, dll. Namun, rupanya apli...

Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus pada Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke 55

Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus pada Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke 55 Versi lengkap silahkan  DOWNLOAD PDF Undangan untuk “Datang dan Melihat”, yang menyertai perjumpaan-perjumpaan awal yang menyentuh antara Yesus dan murid-muridNya, merupakan metode setiap komunikasi manusiawi yang  otentik. Kita perlu keluar dari sikap puas diri dan mengatakan “kita sudah tahu”, untuk mengungkapkan kebenaran hidup yang menjadi sejarah. (bdk. Pesan Hari  Komunikasi Sosial Sedunia ke- 54, 24 Januari 2020). Kita perlu  bergerak, pergi melihat sendiri,  tinggal bersama orang-orang, mendengarkan kisah mereka  dan mengumpulkan pelbagai  pendapat atas realita yang akan  selalu mengejutkan kita dalam  beberapa aspek.“Buka mata anda dengan  takjub terhadap yang anda  lihat, dan biarkan tanganmu  merasakan kesegaran dan vitalitas, sehingga ketika orang lain membaca apa yang anda tulis, mereka akan menyentuh denyut kehidupan yang[ ajaib.” Begitu kat...

Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2021 Hari ke-15: Pengakuan Dosa dengan Absolusi Umum

Kurang lebih tiga minggu sebelum Pekan Suci, Rama Mateus mendapatkan telepon dari salah satu umat di parokinya. Umat bersebut bertanya demikian, “Rama, ini  sudah mau Pekan Suci, tetapi kok belum ada pengumuman mengenai jadwal pengakuan dosa di lingkungan atau wilayah?” Rama Mateus menanggapi pertanyaan tersebut  dengan mengatakan bahwa karena masih dalam masa pandemi Covid-19, maka pada masa Prapaskah tahun ini, tidak diadakan pelayanan pengakuan dosa ke lingkungan  dan wilayah. Untuk mencegah penularan dan penyebaran virus, pengakuan dosa pribadi ke Rama tidak dapat dilayani sebagaimana sebelum adanya pandemi. Yang dimungkinkan pada saat ini adalah pengakuan dosa dengan absolusi umum,  tentu saja sejauh telah menjadi kebijakan dari Keuskupan. Cara penerimaan Sakramen Tobat yang biasa dan umum dilakukan tentu saja melalui pengakuan pribadi di hadapan  imam dan kemudian diberi absolusi (KHK, kan. 930). Namun, apabila tidak memungkinkan untuk dilaksan...

Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2021 Hari ke-14: Misa “Nyambi”

Sore itu keluarga Pak Ignatius Darmoji mengikuti Misa online. Bu Lusia Pariyem, istrinya, sesekali melihat ke dapur karena sayur belum matang. Sambil main game di HP, Adi anak bungsunya ikut bergabung. Pak Darmoji sendiri tampak gelisah, karena menunggu kedatangan seorang tamu.  Rupanya, selama Misa online berlangsung, keluarga Pak Darmoji kurang mampu mengikutinya dengan sepenuh hati,  karena masing-masing sibuk “nyambi” kegiatan lainnya. Situasi ini mungkin tidak hanya dialami oleh keluarga Pak Ignatius Darmoji. Dalam masa pandemi Covid-19, Misa online menjadi salah satu alternatif yang bisa kita lakukan, tetapi kadang hati dan pikiran kita masih “sibuk” dengan  kegiatan yang lain. Lalu, bagaimana kita bisa mengikuti Misa online secara layak? Memang, harus diakui bahwa pelaksanaan Misa di masa pandemi Covid-19 ini tampak lucu dan menggelikan! Mengapa? Sebab, sebelum pandemi Covid-19, main handphone saat mengikuti Misa tentu saja dilarang, bahkan harus di-sil...

Perayaan Maria Menampakkan Diri di Fatima dan Hari Raya Kenaikan Tuhan

 Pada hari Minggu, 13 Mei 2021 kita semua merayakan hari raya Kenaikan Tuhan dan juga hari peringatan pelindung Gereja Pelem Dukuh yaitu Maria Fatima. Ekaresti dipimpin oleh Romo AR Yudono Suwondo Pr sebagai Vikaris Episkopal Jogja bagian barat. Beliau membawakan 7 cikal atau bibit pohon kelapa bagi Gereja Pelem Dukuh untuk ditanam. Hal ini dimaksudkan agar Paroki Pelem Dukuh dapat terus berkembang dan bertumbuh seperti cikal tersebut. Cikal yang kelak akan menjadi pohon kelapa dan mempunyai banyak manfaat bagi banyak orang.  Dalam kotbahnya, Romo Wondo mengajak kita orang-orang yang dibabtis dan dipersatukan dengan gereja untuk ikut serta mewartakan kerajaan Allah. Tuhan memerintahkan kita untuk pergi ke seluruh penjuru dunia untuk mewartakan injil ke segala makhluk yang ada di bumi ini. Bagaimana cara mewartakannya? Kita bisa mulai mewartakan injil dengan hal sederhana yaitu merasa bangga dengan iman yang kita punya.  Selesai ekaresti di gereja, Romo Wondo mengajak para...

Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2021 Hari ke-13: Melihat Kembali Ajaran, Hidup, dan Karya Yesus

Hari ini Gereja Semesta merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan, yaitu 40 hari setelah kebangkitan Tuhan. Ada beberapa makna Hari Raya Kenaikan Tuhan. Pertama, yang  dapat kita petik saat kita merayakanKenaikan Tuhan adalah mengenang, membaca kembali, mewujudkan ajaran, hidup,  dan karya-karya Yesus. Itu berarti mau dan bersedia membuka kembali Kitab Suci, membaca, dan merenungkannya. Makna kedua, Kenaikan Tuhan mau menyatakan bahwa pelayanan-Nya di dunia telah selesai. Sekarang Yesus, Putra  Allah, kembali kepada Bapa. Tetapi Kristus yang mulia tetap hadir di tengah kita, yakni dalam Roh Kudus. Makna ketiga, dalam Injil Yohanes dikatakan bahwa Ia akan menyiapkan tempat untuk kita. “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal.... Sebab Aku pergi ke situ untuk  menyediakan tempat bagimu” (Yoh. 14:2). Itu berarti, semua orang yang percaya kepada-Nya akan beroleh tempat bersama  Bapa dan ikut dimuliakan bersama Kristus dalam Roh Kudus. Demikianlah dengan merayaka...

Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2021 Hari ke-12 : Pemakaman Jenazah di Masa Pandemi Covid-19

Pemakaman Jenazah  di Masa Pandemi Covid-19 Sering terjadi Rama Paroki ditanya: “Rama, bagaimana  kalau ada umat di lingkungan yang meninggal karena  Covid-19? Apakah masih bisa diberkati? Apakah masih bisa  dihadiri oleh umat lingkungan?” Tentu Rama dan umat harus  memutuskan cara terbaik mengatasi situasi ini. Menjadi  ketakutan bagi kita kalau mendengar kabar ada warga yang  meninggal karena Covid-19. Bagi mereka yang meninggal  karena Covid-19, jenazahnya pun tidak bisa disemayamkan  di rumah duka, tetapi dari rumah sakit langsung dihantar  menuju ke pemakaman. Ditinggalkan salah satu anggota  keluarga saja sudah menyedihkan, apalagi ditambah protokol  tentang tata cara pemakaman jenazah Covid-19.  Kitab Hukum Kanonik kan. 1176 § 1 dan 2 memberi  pendasaran normatif perihal keharusan pemakaman gerejawi  bagi orang Kristen. Diuraikan demikian: § 1. Bagi orang- orang beriman kristiani yang telah men...

Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2021 Hari ke-5 : Tidak ke Gereja Karena Takut Tertular Covid-19

  Bu Eny menelepon sahabatnya, Bu Rini, untuk mengajaknya berangkat ke gereja Misa hari Minggu. “Bu Rini, ayo berangkat ke gereja, lingkungan kita mendapatkan jatah, lho untuk Misa di gereja paroki” ajak Bu Eny. “Aduh, Bu Eny…, nggak dulu deh, aku takut ketularan Covid kalau ikut Misa di gereja, kan kerumunan. Aku Misa online saja deh,” jawab Bu Rini. Bu Rini pasti orang yang sangat peduli dengan kesehatan dan terhadap berbagai kemungkinan penularan Virus Corona ini. Jelas kita pun mesti begitu, dan mendukung program pemerintah untuk menghambat laju Covid-19 ini, termasuk mendukung pemberian vaksinasi. Tetapi, masalahnya, kenapa banyak orang Katolik yang takut tertular Covid saat mengikuti Misa offline di gereja, tetapi mereka ini ternyata tidak takut untuk pergi ke pasar, supermarket, mal, resto, ataupun rumah makan? Belum lagi kegiatan bersepeda (gowes) yang sedang booming pada masa pandemi ini. Mengapa orang-orang tidak takut? Padahal bahaya penularan di tempat-tempat publik sep...

Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2021 Hari ke-4 : Misa Online, Tidak Cukup

Bobby diajak teman OMK untuk pergi ke Misa di gereja paroki pada hari Minggu. “Bob, ayo kita ke gereja, kita dapat jatah nih untuk Misa offline di paroki!” ajak Stefan, temannya, kepadanya. Bobby menjawab, “Ah, aku mau Misa online saja nih, Stef, soalnya juga mau nggarap tugas paper untuk besok pagi sekalian.” Akhirnya, Stefan berangkat sendiri ke gereja. Hampir satu tahun Gereja harus terbiasa dengan Misa streaming atau online. Awalnya terasa aneh. Terutama para orang tua merasa tidak mantap hatinya. “Misa kok  streaming,  kayak nonton sepak bola.” Namun lama￾kelamaan orang sudah menjadi terbiasa. Misa online kini sudah menjadi kebiasaan pada masa pandemi ini bagi sebagian besar orang Katolik. Meski paroki sudah membuka pintu bagi Misa secara langsung di gereja, tentu dengan protokol kesehatan yang ketat, masih ada saja orang-orang Katolik yang sudah “merasa cukup” dengan Misa online. Ketika paroki-paroki mulai membuka pelayanan Misa di gereja (Misa offline), ternyata umat ya...

Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi Hari ke-3 : Ber-Ekaristi dalam masa Pandemi Covid-19

  Selama masa pandemi Covid-19 ini, di grup-grup WhatsApp lingkungan umat Katolik, biasa sekali muncul jadwal Misa online atau Misa live-streaming yang dibagikan. Ada banyak pilihan jam atau waktu, atau dengan Pastor atau Rama siapa. Persis seperti di supermarket, kita bisa memilih ini itu sesuai dengan minat dan kesukaan kita. Di bidang liturgi, masa pandemi hampir identik dengan populernya Misa online atau Misa live-streaming. Umat beriman sangat sadar dan tahu bahwa Ekaristi atau Misa itu penting, bahkan disebut sumber dan puncak hidup umat kristiani (Lumen Gentium, artikel 11). Yang menjadi perkara, apakah dengan Misa online ini sudah cukup, lalu Misa offline tidak terlalu mendesak lagi? Pada Pesta Santo Filipus dan Yakobus Rasul ini, kita diundang untuk selalu mohon dalam doa: “Tuhan tunjukkan Bapa kepada kami, dan itu sudah cukup bagi kami” (Yoh. 14:8), seperti dimohonkan oleh Filipus dalam Injil Misa hari ini. Tetapi Tuhan Yesus menjawab, “Barang siapa melihat Aku,  ia ...

Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2021 : Hari 2 Tinggal dalam Kristus dan Berbuah

   Johni amat bangga ketika terpilih menjadi Ketua OSIS di SMA-nya. Dia berkata ke keluarga dan teman-temannya, “Aku bisa terpilih itu berkat pidato kampanyeku yang menyentuh banyak teman siswa, dan mereka memang tahu kalau aku ini kompeten, berprestasi, dan bertanggung jawab.” Tetapi kakeknya yang mantan prodiakon tiba-tiba saja berkata, “John, John, kamu terpilih itu karena Tuhan, bukan karena kamu !” John kaget dan terdiam.  Semua karya yang berhasil, prestasi yang diakui, gelar yang diraih hanyalah anugerah dari Tuhan. Itu adalah buah dari kesatuan kita dengan Tuhan, bukan prestasi kita semata. Injil pada bacaan Minggu Paskah V hari ini persis menyampaikan hal tersebut: “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian pula kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku” (Yoh. 15:4).  Hal ini sangat sesuai dengan tema dasar Ardas VIII KAS t...

Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2021 : Hari 1 Santo Yusuf – Pelindung Gereja dan Pekerja

  Hari ini kita libur. Kalau libur, orang biasanya berpikir: mau apa hari ini, mau ke mana, mau makan apa. Yang suka naik sepeda (gowes) akan ajak-ajak: “Yuk gowes, mumpung libur…, lalu nanti mampir makan soto atau bubur ayam”. Itu tentu baik demi kesehatan kita. Akan tetapi marilah kita mengingat liburnya hari ini adalah karena Hari Buruh Internasional.  Menurut sejarah, hari buruh ini diadakan untuk memperingati peristiwa Haymarket di Amerika Serikat pada tahun 1886, yaitu ketika kaum buruh menuntut 8 jam kerja sehari. Hari buruh mengajak kita untuk menghormati martabat dan hak-hak kaum buruh, para pekerja, pegawai, upahan kita.  Tercatat juga dalam kalender liturgi, kalau hari ini adalah Peringatan Fakultatif Santo Yusuf-Pekerja. Peringatan ini ditetapkan oleh Paus Pius XII pada tahun 1955 untuk mengajak kita meneladan Santo Yusuf dan mohon agar Tuhan menyucikan pekerjaan kita, serta Santo Yusuf melindungi pekerjaan kita.  Yang khas kali ini adalah peringatan Sant...