Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...
Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2021 Hari ke-21: Nyanyian Liturgi pada Masa Pandemi Covid-19
Pada suatu hari, ada umat yang mengutarakan perasaan sedihnya ketika mengikuti Misa di gereja. Alasannya, mengikuti Misa pada masa pandemi ini terasa kurang meriah karena lagu-lagu yang dinyanyikan sangat terbatas. Lantas, apakah keagungan dan kemeriahan Misa hanya tergantung pada banyaknya nyanyian?Hal penting yang harus disadari adalah memahami konteks situasi ketika merayakan Misa. Pada masa pandemi seperti ini, Misa yang dihadiri oleh umat hendaknya dilakukan dengan memperhatikan panduan perayaan liturgi dan peribadatan sebagaimana telah disusun oleh Gugus Tugas Penanganan Dampak Covid-19 tingkat Keuskupan. Usulan lagu-lagu yang bisa dinyanyikan telah dipilih berdasarkan makna liturgi dan bagian pokok ritual yang terdapat di dalamnya.Instruksi tentang musik di dalam Liturgi (Musicam Sacram) Nomor 7 memberi penjelasan, “Dalam memilih bagian-bagian yang harus dinyanyikan, hendaknya diutamakan bagian-bagian yang sedari hakikatnya lebih penting, khususnya bagian-bagian yang harus dinyanyikan oleh imam atau pembantunya, dengan jawaban oleh umat;
atau bagian-bagian yang harus dinyanyikan oleh imam dan umat secara bersama-sama.” Merayakan Misa pada masa “new normal” menuntut kecerdasan liturgis dan kepekaan simbolis karena tidak semua unsur dalam Misa harus dinyanyikan. Keagungan dan kemeriahan Misa bisa diungkapkan melalui jawaban lantang pada saat dialog antara imam dan umat (aklamasi) maupun menyanyikan lagu yang sudah ditentukan selama perayaan berlangsung. Bukan pada banyaknya nyanyian, tetapi lebih pada kesiapan hati dan sikap doa yang pantas saat kita mengikuti perayaan Ekaristi.
One potential mechanism famous by the participants that may lead to the migration of on-line playing from social on line casino video games entails utilization of} commercials by the online playing operators. Specifically, it was famous that playing operators typically use social on line casino video games to promote playing activities with out legal restrictions outcome of|as a result of} it is a sport. It has been advised that these commercials extra doubtless to|usually tend https://thekingofdealer.com/solaire-casino/ to} appear to young adults and adolescents (Abarbanel et al. 2016). Further, commercials for playing are frequent on social media websites and portray the constructive elements of playing without any of the potential dangers (Gainsbury et al. 2016). Some of the participants within the focus groups reported transferring from social on line casino video games to real cash playing {due to the|because of the|as a result of} constant commercials of on-line casinos. Over the past decade, utilization of} computer systems and the Internet has significantly altered the playing panorama.
ReplyDelete