Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...
Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2021 Hari ke-13: Melihat Kembali Ajaran, Hidup, dan Karya Yesus
Hari ini Gereja Semesta merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan, yaitu 40 hari setelah kebangkitan Tuhan. Ada beberapa makna Hari Raya Kenaikan Tuhan. Pertama, yang
dapat kita petik saat kita merayakanKenaikan Tuhan adalah mengenang, membaca kembali, mewujudkan ajaran, hidup,
dan karya-karya Yesus. Itu berarti mau dan bersedia membuka kembali Kitab Suci, membaca, dan merenungkannya.
Makna kedua, Kenaikan Tuhan mau menyatakan bahwa pelayanan-Nya di dunia telah selesai. Sekarang Yesus, Putra
Allah, kembali kepada Bapa. Tetapi Kristus yang mulia tetap hadir di tengah kita, yakni dalam Roh Kudus.
Makna ketiga, dalam Injil Yohanes dikatakan bahwa Ia akan menyiapkan tempat untuk kita. “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal.... Sebab Aku pergi ke situ untuk
menyediakan tempat bagimu” (Yoh. 14:2). Itu berarti, semua orang yang percaya kepada-Nya akan beroleh tempat bersama
Bapa dan ikut dimuliakan bersama Kristus dalam Roh Kudus. Demikianlah dengan merayakan kenaikan Tuhan Yesus
Kristus ke surga sama saja kita merayakan kemuliaan Tuhan Yesus.Bagaimana kita bisa ikut memuliakan Tuhan? Santo Irenius berkata: Homo vivens, Dei Gloria. Artinya, kemuliaan Allah adalah manusia yang hidup. Dengan kata lain, ketika kita memperjuangan martabat manusia, kehidupan bersama
yang adil, sejahtera, damai, rukun, toleran, saling berbagi, dan bersahabat, saat itulah kita memuliakan Allah. Bila kita
hari ini juga ikut merayakan Idul Fitri bersama umat Islam, maka kita pun ingin memuliakan Tuhan justru dengan ikut
bergembira bersama mereka, ikut saling memohon maaf dan memaafkan, sehingga hidup bersama kita dalam NKRI
sungguh terwujud membahagiakan.
Comments
Post a Comment