Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...
Jumat, 16 Desember 2022 Lingkungan Vicentius Gedong malaksanakan pertemuan adven rutin tiap minggu. Pada pertemuan keempat ini bertempat di kelompok mangkli yaitu dirumah Bapak Ngadino. Lingkungan Vicentius sendiri terdiri dari 3 kelompok sembayangan yaitu kelompok atas (mangkli), kelompok tengah (jati) dan kelompok bawah (gedong). Pertemuan terakir ini di hadiri kurang lebih 30 orang umat, walaupun cuaca yang tidak menentu dan gerimis tetapi tidak menyurutkan umat untuk mengikuti pertemuan adven yang terakir ini.
Pertemuan dipandu oleh bapak prodiakon, dan berlangsung dengan sangat antusias dari semua umat untuk menjadi saksi iman, menceritakan pengalam iman masing-masing. Pada pertemuan keempat dengan tema Berjalan Bersama Melaksanakan Warta Keselamatan dengan tujuan :
Umat diajak diajak berkomitmen dalam gerak sinodalitas
atau semangat “berjalan bersama” mengembangkan
paguyuban menggereja baik di lingkungan maupun paroki
agar semakin katolik dan semakin apostolik.
Dan di akir pertemuan di adakan aksi dari umat, pada adven ini umat mengunjungi salah satu umat Bapak Mukiran yang tak lain pernah menjabat sebagai ketua Lingkungan yang sekarang sakit bertahun-tahun di rumah. Beberapa umat menyempatkan diri ikut dalam aksi ini juga untuk memberikan semangat dan doa kepada Bapak Mukiran agar cepat bisa pulih dan diberi ketabahan dalam menghadapi penyakit yang dideritanya. Setelah beberapa saat mengobrol dan berdoa akirnya umat membubarkan diri pulang ke rumah masing-masing.
Comments
Post a Comment