Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...
Minggu sore, 24 April 2022 umat lingkungan Vicencius Gedong mengadakan Paskahan bersama bertempat di rumah bapak Suprapto. Walaupun cuaca hujan tetapi antusias umat untuk mengikuti ibadat sabda sangat tinggi karena ini Paskahan bersama lingkungan setelah pandemi. Umat yang mengikuti Paskahn Bersama di wajibkan membawa nuk (nasi dan lauk yang di bungkus) dan dikumpulkan yang nantinya untuk dibagikan secara bersilang. Pembukaan acara oleh ketua lingkungan Ibu Kartinah dan dilanjutkan Ibadat sabda di pimpin oleh prodiakon Bapak Tono dan Bapak Agus. Dalam ibadat sabda kita di ajak kembali untuk mengenang sengsara Tuhan sampai pada kebangkitannya. Setelah ibadat nuk yang sudah dikumpulkan dibaghikan lagi kepada umat secara acak. selesai doa makan umat menikmati hidangan nuk sambil bercengkerama. Untuk anak Paud sampai SMP mendapat bingkisan Paskah dari Lingkungan Vicentius. Sekitar pukul 5 sore acara selesai dan umat pulang walaupun masih gerimis.