Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...
Pada tanggal 24-25 Januari 2020 Dewan Pastoral Paroki Adm St Maria Fatima Pelem Dukuh mengadakan rekoleksi dan pembekalan Dewan Pastoral Paroki dengan tema “Dewan guyup, paroki hidup”. Harapannya tema ini bisa dihidupi dan dimaknai dalam karya penebusan yang diemban oleh semua pengurus yaitu dapat menjalankan tugas dengan baik.
Dalam kesempatan ini Bpk. Heribertus Joko Warwanto dari Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan sebagai pembicara menyampaikan materi dalam IV sesi.
Sesi I : Jati diri sebagai awam.
Kaum awam bertugas untuk mengurusi hal ikhwal hidup keduniaan, sehingga karya kerasulan merupakan hak dan tugas yang diemban kaum awam sebagai konsekwensi dan sekaligus rahmat dari pembabtisan yang diterimanya
Sesi II : Menggali motivasi dan spiritualitas pelayanan Dewan Pastoral Paroki.
Hal ini disampaikan dalam dinamika kelompok untuk membahas spiritualitas dari :
1. Menghayati dan mewujudkan semangat Kristus sebagai :
- Gembala yang baik (Yoh 10: 1-21)
- Hamba yang melayani (Yoh 13:14, Mat 20:28, Mrk 10:45)
- Pengurus yang setia dalam perutusan (Mat25:14-30, Mat 21:33-46)
2. Mewujudkan semangat kemuridan sebagaimana dihayati oleh Gereja Perdana (Kis 2:41-47)
3. Mengambil inspirasi dan menghidupi spiritualitas Santa Maria Fatima
Sesi III dan IV : Pastoral Paroki secara baru di Keuskupan Agung Semarang.
Dalam sesi ini disampaikan beberapa istilah-istilah baru yang di ubah oleh Bapa Uskup. Implikasi Kevikepan sebagai pusat kegiatan pastoral, reksa pelayanan pastoral paroki, organigram pastoral paroki dan tugas masing-masing komponennya.
Pembekalan ini diadakan di Wisma Santi Dharma Godean. Dari anggota Dewan pleno, 60% anggota bisa mengikuti pembekalan tersebut, harapan kedepannya Dewan bisa lebih guyup sehingga gerak pastoralnya semakin dinamis dan transformatif.
Sangat menginspirasi.....
ReplyDeleteBless
ReplyDelete