Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...
Perayaan ekaristi malam Natal di Gereja Pelem Dukuh dipimpin oleh Rm Robertus Saptaka Pr (Selasa, 24/12/19). Misa menggunakan bahasa jawa dan diiringi dengan alunan gamelan jawa, begitu juga para petugas menggunakan pakaian kejawen sehingga perayaan ekaristi lebih meriah.
“Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang” (Yoh 15 :14-15) inilah tema yang menjadi nafas perayaan Natal tahun ini. Dalam Homilinya, Rm Sapta menyampaikan bahwa semagai orang katolik kita harus berani berkorban, beliau juga mengajak umat untuk :
1. Membalas kasih Tuhan yang sudah bersedia datang, meninggalkan kemuliaanNya, kita diajak untuk setia pada Tuhan dan jangan sekali-kali meninggalkan Nya
2. Menjalankan perintah Allah dengan mewartakan kristus yaitu warta kedamaian dengan sepenuh hati. Jadi garam dan terang dunia. Sebagai umat katolik kita diajak untuk tidak eksklusif, harus srawung, dan terbuka dengan masyarakat dan agama lainnya.
Pada kesempatan ini, Paroki Pelem Dukuh juga "nganyari" gamelan, sehingga pada akhir misa gamelan diberkati dengan percikan air suci.
Malam Natal kali ini, umat di Gereja Pelem Dukuh membeludak karena banyak pemudik dan peserta KKN dari UAJY, sehingga sempat kekurangan tempat duduk. Namun panitia bisa mengusahakan kursi tambahan dari warga sekitar dan Gola Maria Lawangsih.
Terima kasih untuk semua yang betugas baik dari intern gereja, kepolisian dan pihak-pihak lain yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Selamat Natal
Galeri foto klik disini
Comments
Post a Comment