Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...
“Semua orang yang berjumpa dengan Yesus mengalami sukacita, sehingga saat merayakan natal, kita merasakan sukacita dan tanda bagi orang yang mengalami sukacita adalah dia mampu membagikan sukacita tersebut” demikian hal yang disampaikan oleh Sr. Flora RGS, dari kongregasi Suster Gembala Baik dalam acara Natalan bersama OMK Don Bosco dan Misdinar Domenico Savio Pelem Dukuh pada tgl 12 Jauari 2019 pukul 19.00 WIB di aula Paroki. Sarasehan yang dipandu oleh Suster Gembala Baik (Sr. Flora RGS dan Sr. Rita RGS) ini mengajak kita untuk memaknai Natal, dimana pokok bahasan tersebut diambil dari Injil Lukas tentang “siapa para gembala dan bagaimana sikap para gembala dalam seputar kelahiran Yesus”
Gembala adalah orang yang sederhana dan berasal dari kalangan bawah namun mereka dipanggil untuk menjumpai Yesus. Setelah para gembala mendengar kabar dari malaikat tentang kelahiran Yesus mereka berdiskusi dan memutuskan untuk pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang mereka dengar. Sesudah mereka membuktikan apa yang mereka dengar, mereka memberitakan tentang kelahiran Yesus tersebut dan kembali untuk memuji dan memuliakan Allah. Apa maknanya untuk kita??? Kita juga dipanggil untuk memberitakan kabar sukacita, untuk melayani secara nyata. Sebagai contoh, waktu Pelem Dukuh mengalami musibah tanah longsor, OMK Don Bosco membuat posko tanggap bencana untuk menyalurkan bantuan kepada para korban bencana.
Comments
Post a Comment