Skip to main content

Jejak Perjalanan Iman: Sejarah Paroki Administratif Pelem Dukuh

  Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...

Hari Ibu dan HUT ke 5 Paroki Pelem Dukuh



Tanggal 22 Desember menjadi hari yang istimewa bagi Paroki Adm St Maria Fatima Pelem Dukuh karena hari tersebut merupakan Hari Jadi Paroki Pelem Dukuh sekaligus Hari Ibu. Tahun ini Paroki Pelem Dukuh genap berusia 5 th, usia yang masih dini untuk dikatakan sebagai Paroki yang “temonjo”…”nggenah”. Seperti anak yang masih berusia 5 tahun, mereka masih perlu banyak belajar, dididik, diajari dan diarahkan agar bisa menjadi anak yang “temonjo”, demikian juga Paroki Pelem Dukuh masih perlu bayak belajar dan berusaha, dibimbing dan diarahkan agar menjadi Paroki yang “matang” dan ditahun ke-6 ini kita mau apa?? demikian ulasan homili Rm. Modestus Supriyanta Pr dalam misa Hari Jadi Paroki dan Adven ke IV pagi tadi (23/12/18). 

Hari Ibu merupakan hari untuk memperingati dan menghargai betapa kuat dan totalitasnya seorag Ibu dalam melayani.  Sebagaimana digambarkan dalam bacaan hari ini yang mengisahkan tentang Elisabeth dan Maria, keduanya adalah seorang Ibu yang dipilih dalam tugas perutusan keselamatan. Mereka dipilih dengan keunikan masing-masing, Elisabet yang sudah lanjut usia dan sudah dikatakan mandul, namun dengan kehendak Allah, ia mengandung dan melahirkan anak yaitu Yohanes Pembaptis, sedangkan Maria, dia belum bersuami tapi dengan kuasa Roh Kudus ia mengandung dan melahirkan anak yang dinamai Yesus. Elisabeth dan Maria meyakini dan mengimani bahwa ini amanah..kepercayaan Tuhan maka sekalipun berat, dan dikatakan orang aneh…mustahil..mereka tetap menerimanya dengan sukacita dan dijalai dengan syukur dan setia. Syukur dan setia inilah yang menjadikan tugas perutusan mereka berhasil baik. 

Dengan ulang tahun Paroki ke 5 ini kita perlu belajar dari kedua wanita bijak diatas, kita diajak untuk belajar menerima tugas perutusan dengan SUKA CITA, SYUKUR dan SETIA…jangan selalu mengatakan tidak bisa tapi harus berusaha dan belajar, bersedia memberikan diri untuk mau melayani dengan totalitas. Oleh karena itu marilah kita membuka hati kita, supaya dapat ikut ambil bagian dalam tugas penyelamatan oleh Tuhan ini, meninggalkan alasan-alasan dan keberatan hati kita…kita percayakan pada rahmat Tuhan untuk menjadikan kita orag-orang yag penuh sukacita, penuh ketulusan dan setia untuk menjalankan tugas, tanggungjawab dan pelayanan-pelayanan kita.

          DIRGAHAYU GEREJA PELEM DUKUH


Foto lainnya klik disini

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jejak Perjalanan Iman: Sejarah Paroki Administratif Pelem Dukuh

  Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...

Festival Kesenian Tradisional (FKT) 2023

  Festival Kesenian Tradisional (FKT) merupakan sebuah kegiatan yang diadakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) di Rayon Kulon Progo yang bertujuan untuk melestarikan budaya dan juga wadah bagi kaum muda untuk berekspresi. Kegiatan ini diadakan satu tahun sekali yang pada waktu itu sempat terhenti karena adanya covid-19. Pada tahun ini diadakan Kembali FKT yang bertemakan “ Pulih Gigih Linuwih ” dengan logo nyala api. Nyala api yang merah menandakan sebuah keberanian, kekuatan, kegembiraan, gairah, dan juga energi. Pulih berarti sesuatu yang hidup dan menyala bisa mengindikasikan bahwa sesuatu itu sudah pulih. Gigih berarti api yang mempunyai kegigihan, ia berusaha untuk selalu memperbesar diri dan meluaskan areanya serta akan segera menyebar dan tidak mudah untuk dipadamkan. Dan yang terakhir adalah linuwih yang berarti api punya kelebihan yaitu panas dan juga terang dari sekitarnya.  Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 09 Juli 2023 yang bertempat di Lapangan Cubung, Lendah, ...

Paskahan 2023 Lingkungan Vicensius Gedong

 Rangkaian Paskah di Gereja dari Minggu Palma sampai misa adhiyuswo sudah selesai. Kini lingkungan-lingkungan di Paroki Adm. Pelem Dukuh yang mengadakan Paskahan Lingkungan. Ini juga yang terjadi di Lingkungan Vicensius Gedong. Rabu 12 April 2023 bertempat di rumah Bapak Pribadi di adakan paskahan Lingkungan di mulai pukul 3 sore. Sekitar pukul setengah 3 sore umat di lingkungan Vicensius Gedong sudah mulai berdatangan, apalagi lingkungan ini di dominasi oleh simbah-simbah yang jalan kaki. Antusias umat cukup bagus terlihat dari umat lingkungan yang rumahnya paling atas sampai rumah yang paling bawah bias hadir dalam paskahan lingkungan ini, dari anak-anak juga sampai simbah-simbah. Pada kesempatan ini Lingkungan Vicensius Gedong juga mengundang Frater Gabriel Singgih dari Seminari Santo Paulus Kenthungan Yogyakarta yang kebetulan berada di Paroki Adm. Pelem Dukuh. Belia juga memimpin ibadat pada sore itu. Frater Singgih yang asli dari Makasar memimpin ibadat dengan Bahasa Jawa, ...