Skip to main content

Jejak Perjalanan Iman: Sejarah Paroki Administratif Pelem Dukuh

  Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...

Biografi Bapak Pontianus Kromo Martono (Part II)


Baca Biografi Bp.  P.  Kromo M.  Part I klik disini


Tidak mudah memperkenalkan agama Katholik di kalangan masyarakat pada TH 1950-an. Kehidupan saat itu sangatlah tidak mudah. Kondisi ekonomi masyarakat pada saat itu masih sangat memprihatinkan. Pertanian belum berjalan baik, dan orang-orang belum mempunyai pengetahuan yang memadai terhadap dunia pertanian. Berikut jejak di masyarakat yang ditinggalkan Bapak Kromo dalam berbagai bidang :

Bidang Pertanian 
Kesulitan ekonomi di wilayah ini pada saat itu sangat memprihatinkan. Hal tersebut pernah membuat Bapak Kromo berniat untuk meninggalkan wilayah ini untuk mengadu nasib di daerah lain. Namun, tidak diijinkan oleh romo. Beliau kemudian diberikan modal untuk usaha ternak babi. Hasil dari ternak ini kurang memuaskan, sehingga ternak tersebut dijual dan uang yang didapatkan digunakan sebagai modal pertanian. Beliau mulai menanam berbagai macam sayur mayur, dan palawija. Sejak saat itu, beliau sangat tertarik untuk belajar sistem pertanian, sehingga beliau pergi ke beberapa tempat seperti Salatiga untuk mencari bibit-bibit tanaman dan mempelajari sistem pertanian. Ilmu yang beliau dapatkan kemudian beliau coba terapkan di lahan yang beliau miliki. Kopi merupakan bibit yang mulai beliau kembangkan untuk pertama kalinya, yang disusul dengan panili dan cengkih. Beliau merupakan orang yang sangat disiplin dan presisi dalam pertanian sehingga beliau berhasil dalam dunia pertanian. Orang-orang banyak yang tertarik untuk belajar sistem pertanian dari Bapak Kromo dan mengunjungi rumah beliau. Beliau memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengajarkan agama Katholik.


Bidang Pendidikan 
Bapak Kromo selain mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap bidang keagamaan dan dunia pertanian, beliau juga sangat peduli terhadap pendidikan. Beberapa orang, seperti Bapak Widi, Bapak Wakidi, dll. beliau bantu untuk mendapatkan pendidikan di berbagai sekolah. Setelah mereka lulus dari pendidikannya, mereka bekerja menjadi guru sekaligus membantu Bapak Kromo dalam pengajaran agama. 
Bersama beberapa tokoh pendidik sekaligus tokoh agama yang lain yaitu:
Bapak FX. Pawirosumarto (Patihombo)
Bapak Nimicius Widisumarto (Dukuh)
Bapak Franciscus Martopranjono (Jatiroto)
Bapak Jacobus Tugiman Siswowiyoto (Mranggen)
Bapak Honggomardi (Mranggen)
Banyak tokoh-tokoh yang bermunculan, yang sebagian merupakan para pendidik SD. 
Secara bersama-sama beliau-beliau itu lah yang memperjuangkan dan merintis berdirinya SD Kanisius Pelem Dukuh (tahun 1967). 
Selain itu belia juga menjadi dewan penyantun pendirian SMP Sanjaya Girimulyo pada tahun 1984.

Bidang Politik
Beliau pernah menjabat sebagai Ketua Ranting Partai Katholik Indonesia (1972) dan menjadi aktivis Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada tahun 1977. Ikut menjadi aktivis PDI karena pada saat itu terdapat 10 partai yang kemudian berfusi menjadi 3 partai (PDI, PPP, dan Golkar), sedangkan Partai Katolik Indonesia berfusi dengan PDI. 

Bidang Sosial Budaya 
Salah satu penggiat kegiatan Selawatan Katholik (membaca Kita Suci dengan cara dinyanyikan) bersama dengan Bapak Joyo Taruno (Mranggen) yang memimpin kegiatan.


Bidang Kemasyarakatan 
Bapak Kromo sangat peduli terhadap kehidupan sosial. Sebagai contoh, ketika beliau mengetahui ada anak yang tidak mampu atau tidak mau untuk bersekolah, beliau mendatangi anak tersebut dan melakukan pendekatan personal agar anak tersebut bisa bersekolah dan mengusahakan pembiayaannya. Beliau juga mempekerjakan para pengangguran untuk bekerja di ladang. Untuk anak nakal dan keluarga yang bermasalah beliau berusaha mendampingi sampai semuanya kembali baik. 
Selain itu beliau juga menyediakan fasilitas olah raga (ping pong, catur, remi dan lain lain) sehingga banya sekali orang yang berdatangan di rumah Bapak Kromo. 
Karakter Bapak Kromo adalah orang yang tegas dan keras. Beliau mempunyai dedikasi yang tinggi dalam banyak hal, terutama bidang keagamaan. Hasil kerja keras beliau dapat dilihat dan dirasakan hingga kini. Semoga semakin banyak orang yang meneladan semangat dan kerja keras beliau. 

Narasumber : Ibu.  Maria Goreti Sakinem dan Bpk.  Theodolus Supino 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jejak Perjalanan Iman: Sejarah Paroki Administratif Pelem Dukuh

  Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...
NATALAN BERSAMA OMK DON BOSCO DAN MISDINAR DOMENICO SAVIO PELEM DUKUH             Natal merupakan hari lahirnya sang juru selamat yaitu Tuhan kita Yesus Kristus. Hari Natal yang telah kita rayakan pada Bulan Desember lalu. Tanggal 13 Januari 2023 di Gereja Santa Maria Fatima Pelem Dukuh diadakan natalan bersama oleh kaum muda dengan judul kegiatan “Natalan Bareng OMK dan Misdinar”. Kegiatan ini dihadiri oleh Orang Muda Katolik (OMK) Don Bosco dan Misdinar Domenico Savio Pelem Dukuh. Yang hadir dalam kegiatan ini bisa dibilang berantusias tinggi dengan jumlah peserta sekitar 50 orang. Tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk merayakan Hari Raya Natal yang merupakan hari spesial di Bulan Desember. Tentunya tujuan lain dari kegiatan yaitu sebagai tempat untuk bisa saling bertemu dan bertegur sapa dengan teman muda satu paroki. Selain itu juga untuk membuat hubungan antara satu dengan yang lain menjadi lebih erat terutama bagi OMK dan ...

Festival Kesenian Tradisional (FKT) 2023

  Festival Kesenian Tradisional (FKT) merupakan sebuah kegiatan yang diadakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) di Rayon Kulon Progo yang bertujuan untuk melestarikan budaya dan juga wadah bagi kaum muda untuk berekspresi. Kegiatan ini diadakan satu tahun sekali yang pada waktu itu sempat terhenti karena adanya covid-19. Pada tahun ini diadakan Kembali FKT yang bertemakan “ Pulih Gigih Linuwih ” dengan logo nyala api. Nyala api yang merah menandakan sebuah keberanian, kekuatan, kegembiraan, gairah, dan juga energi. Pulih berarti sesuatu yang hidup dan menyala bisa mengindikasikan bahwa sesuatu itu sudah pulih. Gigih berarti api yang mempunyai kegigihan, ia berusaha untuk selalu memperbesar diri dan meluaskan areanya serta akan segera menyebar dan tidak mudah untuk dipadamkan. Dan yang terakhir adalah linuwih yang berarti api punya kelebihan yaitu panas dan juga terang dari sekitarnya.  Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 09 Juli 2023 yang bertempat di Lapangan Cubung, Lendah, ...