Skip to main content

Jejak Perjalanan Iman: Sejarah Paroki Administratif Pelem Dukuh

  Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...

Sawang, Sanja, Srawung - Tarsicius Cup XIV




Tarsicius Cup, merupakan sebuah agenda kegiatan Putra Altar se-Kevikepan Yogyakarta yang diadakan dua tahun sekali. Kali ini merupakan Tarcicius Cup yang ke-XIV, dan diadakan di Paroki Marganingsih Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Lebih dari 35 Paroki dan lebih dari 1.500 Putra-Putri Altar yang mengikuti berbagai lomba, yang diantaranya ada lomba Cerdas Cermat Putra-Putri Altar, lomba membaca kitab suci, festival futsal mix, mancing aye, dan lain sebagainya. 

“Sawang,Sanja,Srawung” merupakan tema untuk Tarsicius Cup (TC) ke XIV. Sawang artinya melihat, Sanja berarti mendahului untuk menjabat tangan sesamanya dan Srawung berarti bergaul dengan sesama apapun latar belakangnya.

Dalam acara TC tersebut Putra Altar Paroki Administratif Pelem Dukuh juga ikut andil bagian dalam kegiatan tersebut. Paroki Pelem Dukuh mengirimkan 14 Putra-Putri Altar untuk memeriahkan lomba tersebut yang terbagi dalam lomba Cerdas Cermat Putra Altar atau CCPA (3 anak),Paramenta (3 anak), Baca Kitab Suci (1 anak), Festival Mancing Ayee (2 anak), Festival futsal mix (5 anak).

Kegiatan ini dibuka dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Rm. Adrianus Maradiyo, Pr (Rm Vikep Yogyakarta), bertempat di Gereja Katolik Marganingsih Kalasan, dimulai pukul 09.00 WIB diikuti oleh seluruh peserta dan pendamping maupun para suporter lomba. Setelah misa selesai seluruh peserta lomba dibagi ke dalam masing-masing kategori lomba. Untuk lomba CPPA, Paramenta, dan baca Kitab Suci dilaksanakan di SD Marganingsih Kalasan, sedangkan untuk lomba paduan suara di dalam gereja. Festival mancing dan futsal diadakan di sebelah barat Gereja.
Untuk semua lomba diadakan pukul 11.00 WIB kecuali mancing pukul 12.30. Setelah lomba selesai semua dilanjutkan dengan panggung hiburan dan diakhiri dengan pembagian sertifikat dan hadiah lomba.

Dalam acara TC ke XVI kali ini Paroki Pelem Dukuh mendapatkan juara 2 untuk kategori festival futsal. Dalam festival futsal mix tersebut Paroki Pelem Dukuh satu tim dengan Paroki Santo Petrus dan Paulus Babadan. 

“Acara ini sangat keren, karena bukan hanya diikuti oleh beberapa paroki saja, tetapi juga paroki se-Kevikepan Yogyakarta. Dan juga lomba yang diadakan sangat menarik, karena kita bisa menambah pengalaman dan wawasan dibidang agama” kata salah satu pendamping Putra-Putri Altar saat diwawancarai. Terima kasih untuk seluruh umat Paroki Pelem Dukuh yang sudah men-suport kami sehingga kami dapat menyukseskan TC ke XIV ini.

Foto-foto selengkapnya klik disini

Comments

Popular posts from this blog

Jejak Perjalanan Iman: Sejarah Paroki Administratif Pelem Dukuh

  Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...

Festival Kesenian Tradisional (FKT) 2023

  Festival Kesenian Tradisional (FKT) merupakan sebuah kegiatan yang diadakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) di Rayon Kulon Progo yang bertujuan untuk melestarikan budaya dan juga wadah bagi kaum muda untuk berekspresi. Kegiatan ini diadakan satu tahun sekali yang pada waktu itu sempat terhenti karena adanya covid-19. Pada tahun ini diadakan Kembali FKT yang bertemakan “ Pulih Gigih Linuwih ” dengan logo nyala api. Nyala api yang merah menandakan sebuah keberanian, kekuatan, kegembiraan, gairah, dan juga energi. Pulih berarti sesuatu yang hidup dan menyala bisa mengindikasikan bahwa sesuatu itu sudah pulih. Gigih berarti api yang mempunyai kegigihan, ia berusaha untuk selalu memperbesar diri dan meluaskan areanya serta akan segera menyebar dan tidak mudah untuk dipadamkan. Dan yang terakhir adalah linuwih yang berarti api punya kelebihan yaitu panas dan juga terang dari sekitarnya.  Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 09 Juli 2023 yang bertempat di Lapangan Cubung, Lendah, ...

Paskahan 2023 Lingkungan Vicensius Gedong

 Rangkaian Paskah di Gereja dari Minggu Palma sampai misa adhiyuswo sudah selesai. Kini lingkungan-lingkungan di Paroki Adm. Pelem Dukuh yang mengadakan Paskahan Lingkungan. Ini juga yang terjadi di Lingkungan Vicensius Gedong. Rabu 12 April 2023 bertempat di rumah Bapak Pribadi di adakan paskahan Lingkungan di mulai pukul 3 sore. Sekitar pukul setengah 3 sore umat di lingkungan Vicensius Gedong sudah mulai berdatangan, apalagi lingkungan ini di dominasi oleh simbah-simbah yang jalan kaki. Antusias umat cukup bagus terlihat dari umat lingkungan yang rumahnya paling atas sampai rumah yang paling bawah bias hadir dalam paskahan lingkungan ini, dari anak-anak juga sampai simbah-simbah. Pada kesempatan ini Lingkungan Vicensius Gedong juga mengundang Frater Gabriel Singgih dari Seminari Santo Paulus Kenthungan Yogyakarta yang kebetulan berada di Paroki Adm. Pelem Dukuh. Belia juga memimpin ibadat pada sore itu. Frater Singgih yang asli dari Makasar memimpin ibadat dengan Bahasa Jawa, ...