Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...
AKSIKU WUJUDKAN IMANKU
Kegiatan Live In Ikatan Keluarga Mahasiswa Katholik Universitas Negeri Yogyakarta (IKMK UNY) tahun 2018 dilaksanakan tanggal 13-15 April di Paroki Adm. Pelem Dukuh. Kegiatan Live In ini di ikuti sekitar 110 peserta (mahasiswa katholik IKMK UNY angkatan 2017). Pembagian peserta Live In ke rumah umat yang ada di sekitar gereja terbagi kedalam empat lingkungan, antara lain lingkungan Petrus Pelem, CB Kalipetung, Pontianus Dukuh dan FX.Patihombo, sedangkan panitia Live In tinggal di Wisma Emmanuel. Lima puluh keluarga dari ke empat lingkungan tersebut ditinggali masing-masing 2 peserta.
Kegiatan Live In ini dilaksanakan mulai Jumat siang sampai Minggu siang . Kegiatan pada hari pertama yaitu pembagian para peserta Live In ke rumah umat. Pada hari kedua sebagian peserta dan panitia melakukan kegiatan kerja bakti Goa Maria Lawangsih . Pada hari terakhir para peserta dan panitia mengikuti ekaristi di Gereja Santa Maria Fatima Pelem Dukuh , dalam ekaristi ini sebagian peserta dan panitia menjadi petugas liturgi. Sesudah ekaristi selesai dilanjutkan dengan perpisahan keluarga dengan peserta.
Sesuai dengan tema Live In “Aksiku Wujudkan Imanku” kegiatan Live In ini diharapkan semua peserta dapat mewujudkan iman dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dengan diadakan kegiatan ini perserta juga dapat mengetahui seluk beluk kehidupan di pedesaan,dapat merasakan suka-duka bagaimana hidup di desa,sehingga perserta memperoleh pengalaman untuk bekal dimasa mendatang.
Comments
Post a Comment