Skip to main content

Jejak Perjalanan Iman: Sejarah Paroki Administratif Pelem Dukuh

  Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...

Rekoleksi Misdinar Domenico Savio


“Berani Tumbuh dan Peka Terhadap Panggilan Tuhan Masa Kini” merupakan tema pelatihan dan rekoleksi Misdinar Domenico Savio Pelem Dukuh yang diadakan di Gereja Pelem Dukuh Minggu, 14 Januari 2018. Rekoleksi dimulai jam 10.00 WIB dan berakhir pukul 15.30 WIB.

Pada rekoleksi kali ini panitia mengundang pembicara Fr. Agustinus Wahyu Dwi Anggoro dari kongergasi SJ (Serikat Jesuit) yang merupakan putra daerah paroki Santa Maria Fatima Pelem Dukuh. Rekoleksi misdinar di bagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama adalah pelatihan ditekankan bahwa pentingnya mengetahui berbagai alat alat penting yg harus ada saat misa agar tidak salah dalam mengambilkan alat2 dan tidak bingung. Dalam rekoleksi ini juga diajarkan untuk mengenali warna-warna liturgi pada masa-masa tertentu, misalya warna putih saat paskah, merah saat jumat agung, dan ungu saat adven. Pada sesi ini berlangsung seru karena bukan hanya gambar saja yang ditunjukan namun barang aslinya, serta penjabaran singkat dan jelas yang membuat banyak pertanyaan yang diajukan kepada Frater. 

Sesi kedua di isi dengan acara rekoleksi dan di selingi dengan menonton film yang berjudul “Evan Almighty” yang mengambarkan cerita seseorang membuat sebuah kapal untuk menyelamatkan binatang dan manusia dari banjir. Banyak pelajaran yang diambil dari film “Evan Almighty” antara lain kepercayaan kepada Tuhan terkadang terasa kabur atau sering kali kita tidak tahu maksud-Nya karena kita sering terlena oleh kenikmatan duniawi baik materi maupun tahta. Namun panggilan Tuhan selalu hadir dan terus hadir untuk mengingatkan. Dalam menjalankan panggilan sebagai misdinar kita pun  harus ikhlas dan menjalankan sepenuh hati walau banyak godaan yang hadir menggangu.

Sesi ketiga Frater menekankan kesetiaan dan keteguhan St Tarsisius yang rela mati untuk menjaga  kesucian dari komuni. Dia dilempari batu oleh teman-temannya yang ingin merampas komuni suci hingga Ia menemui ajalnya. Diharapkan misdinar Domenico Savio Pelem Dukuh bisa meneladani kisah hidup St Tarsisius dalam menjalankan tugas misdinar.
Harapan dengan diadakannya rekoleksi misdinar Domenico Savio yang telah berjalan setiap tahunnya, sebagai anggota misdinar harus mempunyai kepekaan serta semangat dalam melayani, namun tidak hanya melayani Tuhan karena tugas semata, tetapi diharapkan setiap misdinar memahami dan mengetahui pentingnya melayani Tuhan sepenuh hati.

 

FOTO-FOTO SELENGKAPNYA >>>>>

Comments

Popular posts from this blog

Jejak Perjalanan Iman: Sejarah Paroki Administratif Pelem Dukuh

  Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...

Festival Kesenian Tradisional (FKT) 2023

  Festival Kesenian Tradisional (FKT) merupakan sebuah kegiatan yang diadakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) di Rayon Kulon Progo yang bertujuan untuk melestarikan budaya dan juga wadah bagi kaum muda untuk berekspresi. Kegiatan ini diadakan satu tahun sekali yang pada waktu itu sempat terhenti karena adanya covid-19. Pada tahun ini diadakan Kembali FKT yang bertemakan “ Pulih Gigih Linuwih ” dengan logo nyala api. Nyala api yang merah menandakan sebuah keberanian, kekuatan, kegembiraan, gairah, dan juga energi. Pulih berarti sesuatu yang hidup dan menyala bisa mengindikasikan bahwa sesuatu itu sudah pulih. Gigih berarti api yang mempunyai kegigihan, ia berusaha untuk selalu memperbesar diri dan meluaskan areanya serta akan segera menyebar dan tidak mudah untuk dipadamkan. Dan yang terakhir adalah linuwih yang berarti api punya kelebihan yaitu panas dan juga terang dari sekitarnya.  Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 09 Juli 2023 yang bertempat di Lapangan Cubung, Lendah, ...

Paskahan 2023 Lingkungan Vicensius Gedong

 Rangkaian Paskah di Gereja dari Minggu Palma sampai misa adhiyuswo sudah selesai. Kini lingkungan-lingkungan di Paroki Adm. Pelem Dukuh yang mengadakan Paskahan Lingkungan. Ini juga yang terjadi di Lingkungan Vicensius Gedong. Rabu 12 April 2023 bertempat di rumah Bapak Pribadi di adakan paskahan Lingkungan di mulai pukul 3 sore. Sekitar pukul setengah 3 sore umat di lingkungan Vicensius Gedong sudah mulai berdatangan, apalagi lingkungan ini di dominasi oleh simbah-simbah yang jalan kaki. Antusias umat cukup bagus terlihat dari umat lingkungan yang rumahnya paling atas sampai rumah yang paling bawah bias hadir dalam paskahan lingkungan ini, dari anak-anak juga sampai simbah-simbah. Pada kesempatan ini Lingkungan Vicensius Gedong juga mengundang Frater Gabriel Singgih dari Seminari Santo Paulus Kenthungan Yogyakarta yang kebetulan berada di Paroki Adm. Pelem Dukuh. Belia juga memimpin ibadat pada sore itu. Frater Singgih yang asli dari Makasar memimpin ibadat dengan Bahasa Jawa, ...