Skip to main content

Jejak Perjalanan Iman: Sejarah Paroki Administratif Pelem Dukuh

  Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...

PERAYAAN NATAL 2017 Pelemdukuh

Merayakan hadirnya Sang Juru Selamat dunia ,seperti biasa umat katolik kususnya umat pelemdukuh selalu di adakan misa yang lebih dari biasanya ,karena pada masa-masa seperti ini umat akan bertambah dengan warga-warga rantau yang pulang kampung untuk merayakan natal bersama keluarga masing-masing di kampung . Tema natal kali ini adalah semangat menjaga nasionalis berdasarkan pancasila ,karena juga sesuai dengan ajaran katolik yang menghargai keberagaman .

Dalam misa kali ini di imami oleh romo supri yang dalam homilinya memaparkan banyak hal untuk umat pelemdukuh kususnya , dalam salah satu kotbahnya beliau menyinggung Goa natal karya anak-anak omk ,menceritakan sisi lain dari goa yang sebenarnya tempat Yesus lahir , bahwa disana itu goanya,palungan kandang domba dan lingkungan sekitarnya identik dengan sebuah kesederhanan , Romo ingin mengatakan bahwa salah satu ciri kehadiran Kerajaan Allah adalah "dimulai dari kesederhanaan" ,nilai-nilai yang ada dalam kesederhanaan perlu kita renungkan untuk menyambut datangnya Sang Juru Selamat , bahkan menutrut Romo Supri hal yang seharusnya terpancar dari goa itu adalah kesederhanaan. Yesus sendiri sudah mencontohkan hal tersebut dengan kelahiranya , Dia tidak memilih tempat-tempat mewah dan bersih tapi lebih memilih di kandang domba karena tempat itu adalah tempat paling sederhana bahkan paling hina ,ini menunjukkan Tuhan rela merendah untuk manusia mengajarkan kerendahan hati yang total ,karena Dia menghendaki manusia juga meneladani sikap kerendahan hati ini .

Dan sesuai tema tentang nasionalis , himbauan tentang sikap saling menghargai keberagaman yang berdasarkan pancasila juga di paparkan oleh Romo Supri , "bahwa pancasila sudah terbukti ampuh membawa indonesia tetap utuh dalam keberagaman"menjunjung tinggi nilai-nilai luhur pancasila yang tidak bertentangan dengan ajaran katolik. Baik natal malam dan natal pagi umat selalu penuh terutama natal malam,kursi tambahan telah disiapkan oleh panitia ,berbagai pihak ikut menyukseskan rangkaian misa kali ini ,pihak kepolisian ,hansip dan warga non katolik juga ikut menjaga agar aman.

Yang juga menarik dari hari natal di pelemdukuh adalah benar-benar terciptanya kerukunan beragama karena saat jam-jam misa dan sebagian besar mayoritas umat katolik melaksanakan misa maka umat muslimlah yang melakukan ronda keliling rumah ke rumah dan tinggal di pos-pos tertentu untuk menjaga keamanan , budaya semacam ini sedah terjadi tiap tahun dan sudah bersifat otomatis.Inilah saling kerukunan yang sebenarnya dalam realita yang perlu kembangkan. Upacara natal tahun ini berjalan dengan lancar meski beberapa masalah kecil tetap terjadi di balik layar yaitu tentang kelistrikan , namun karena kesigapan panitia ,bahkan umatpun sampai tidak begitu menyadari atas kejadian kecil ini .Selesai misa di halaman saling bersalam-salaman mengucapakan ucapan selamat natal ,suasana sukacita menyambut sang juru selamat melebur menjadi suasana kegembiraan yang menghadirkan semangat baru pula menutup tahun 2017 dalam sukacita natal.

Comments

Popular posts from this blog

Jejak Perjalanan Iman: Sejarah Paroki Administratif Pelem Dukuh

  Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...
NATALAN BERSAMA OMK DON BOSCO DAN MISDINAR DOMENICO SAVIO PELEM DUKUH             Natal merupakan hari lahirnya sang juru selamat yaitu Tuhan kita Yesus Kristus. Hari Natal yang telah kita rayakan pada Bulan Desember lalu. Tanggal 13 Januari 2023 di Gereja Santa Maria Fatima Pelem Dukuh diadakan natalan bersama oleh kaum muda dengan judul kegiatan “Natalan Bareng OMK dan Misdinar”. Kegiatan ini dihadiri oleh Orang Muda Katolik (OMK) Don Bosco dan Misdinar Domenico Savio Pelem Dukuh. Yang hadir dalam kegiatan ini bisa dibilang berantusias tinggi dengan jumlah peserta sekitar 50 orang. Tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk merayakan Hari Raya Natal yang merupakan hari spesial di Bulan Desember. Tentunya tujuan lain dari kegiatan yaitu sebagai tempat untuk bisa saling bertemu dan bertegur sapa dengan teman muda satu paroki. Selain itu juga untuk membuat hubungan antara satu dengan yang lain menjadi lebih erat terutama bagi OMK dan ...

Festival Kesenian Tradisional (FKT) 2023

  Festival Kesenian Tradisional (FKT) merupakan sebuah kegiatan yang diadakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) di Rayon Kulon Progo yang bertujuan untuk melestarikan budaya dan juga wadah bagi kaum muda untuk berekspresi. Kegiatan ini diadakan satu tahun sekali yang pada waktu itu sempat terhenti karena adanya covid-19. Pada tahun ini diadakan Kembali FKT yang bertemakan “ Pulih Gigih Linuwih ” dengan logo nyala api. Nyala api yang merah menandakan sebuah keberanian, kekuatan, kegembiraan, gairah, dan juga energi. Pulih berarti sesuatu yang hidup dan menyala bisa mengindikasikan bahwa sesuatu itu sudah pulih. Gigih berarti api yang mempunyai kegigihan, ia berusaha untuk selalu memperbesar diri dan meluaskan areanya serta akan segera menyebar dan tidak mudah untuk dipadamkan. Dan yang terakhir adalah linuwih yang berarti api punya kelebihan yaitu panas dan juga terang dari sekitarnya.  Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 09 Juli 2023 yang bertempat di Lapangan Cubung, Lendah, ...