Skip to main content

Jejak Perjalanan Iman: Sejarah Paroki Administratif Pelem Dukuh

  Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...

Makrab OMK Rayon Kulon Progo - Merangkai Balung Pisah

MAKRAB OMK SE-RAYON KULON PROGO


"Merangkai balung pisah” inilah tema yang diusung OMK Rayon Kulon Progo dalam acara makrab (malam keakraban) yang diadakan di Wisma Joyowiranan Samigaluh tgl 27-28  Januari 2018. Acara in bertujuan untuk menjalin keakraban OMK se Rayon Kulon Progo dan untuk mencari Pengurus OMK Rayon Kulon Progo yang saat ini vakum. Secara garis besar acara makrab ini berupa games, sharing, kerja bakti dan evaluasi. Games dipandu oleh Mas Een,  Mba Atik dan Mba Nita. Sharing diisi oleh Mas Jendro dan kerja bakti dilakukan di halaman wisma bersama warga sekitar. 


Sharing dari Mas Jendro 
Paroki di Rayon Kulon Progo meliputi  Paroki Boro, Promasan, Wates, Nanggulan dan Paroki Administratif Pelem Dukuh. Sedangkan wilayah meliputi Mbrosot, Sentolo, Temon, Bonoharjo, Kokap, Samigaluh. Komunitas OMK Rayon Kulon Progo diawali pada th 2008, dimana  2 kali weekend OMK se-Kulon Progo berkumpul di Pelem Dukuh dan Sentolo. Setelah itu  ada studi bersama mudika-mudika, ketika Romo Kepemudaan Kevikepan dijabat oleh Rm. Banu, kemudian disimpulkan mudika se-Rayon Kulon Progo gabung kemudian membuat acara bersama, dari sinilah mudika (sekarang OMK) akhirnya sering berkumpul. Th 2010  mudika kembali berkumpul pada weekend, dan aksi nyata yang dihasilkan adalah menanam pohon dan membuat saluran air/dam. Acara lainya yang pernah diadakan mudika Rayon Kulon Progo adalah POR : pekan olah raga. POR diadakan satu hari dari pagi sampai sore, isinya sepak bola, tenis meja dan tarik tambang. Kumpul-kumpul bareng, menginap dan main remi menjadi titik awal tumbuhnya rasa kerinduan untuk berkumpul bagi para mudika ini.
Th. 2008 FKT (Festifal Kesenian Tradisional) pertama kali dibahas, dan FKT-1 diadakan th 2009 di Paroki Nanggulan, dan FKT-1 ini “opo ananne”. Tapi yang sangat terasa adalah “bareng-barengnya”. Panitia/OMK bekerja dari 0 dan apapun hasilnya, apapun yang terjadi : sangat puas. FKT-2 sampai yang terakhir sepihak. Proses ber-FKT, berkumpul, berdinamika : beda jaman, beda orang, beda teknologi yg penting adalah ada kerinduan untuk berkumpul. 
Dinamika di OMK itu naik turun, namun yang menyatukan OMK Rayon Kulon Progo itu adalah kerinduan utk berkumpul, walaupun hanya beberapa orang. Sehingga ketika sedang tidak ada event, ada beberapa orang yang gelisah. 


Ngapain kita ikut OMK?
Sebagai individu kita memiliki tiga hal yang harus berjalan secara harmoni :
- Kewajiban pada diri sendiri : untuk kebutuhan pribadi dan target-target pribadi yang harus di capai
- Kewajiban hidup menggereja : tugas perutusan utk terlibat mengurusi Gereja, salah satunya berkumpul sebagai OMK.
- Tanggung jawab bermasyarakat : baik itu sebagai tokoh masyarakat, RT, pamong praja, atau warga, karena kita tidak bisa hidup sendiri.
Masing2 orang pasti punya prioritas, tapi jika salah satu hal diatas dilupakan/diabaikan pasti ada sesuatu yang hilang/aneh. Maka dari itu ketiganya harus diharmonikan. Sebagai OMK kita sedang menjalankan kewajiban no. 2. Jangan merasa terpaksa, tapi coba dinikmati dan rasa kerinduan akan muncul dengan sendirinya. Dan pasti ada pesan baik yg bisa kita ambil selama berdinamika di OMK.
Kelemahan OMK Rayon KP adalah jarak yang jauh, tapi ini malah menjadi kekuatan bagi kita (dulu), karena jarak yang jauh malah membuat kita sering menginap di titik kumpul dan hal itu yang malah mengikat rasa diantara OMK.
Resep untuk menjaga rasa kerinduan ini adalah dengan tidak menganggap panitia sebagai EO disetiap event yang diadakan, karena EO akan berhenti pada acara yang sudah terlaksana, tidak ada kelanjutan dari event yang sudah terlaksana.
“Paguyuban iki ra entek tekan sakmene”
Apapun hasil makrab ini tolong dinikmat bareng-bareng. 
Kita punya andil masing-masing. 
OMK Rayon KP mau dibentuk seperti apa…ya kita lah yang akan membentuk.



Dalam makrab ini hadir juga Romo Billie dan beliau berpesan:
Peserta OMK yag ikut makrab nantinya akan menjadi pionir baik bagi wilayah/paroki masing-masing ataupun bagi OMK Rayon 
Setiap peserta makrab diminta untuk mengajak 1 teman untuk pertemuan/makrab selanjutnya agar OMK yang belum terlibat, mau ikut terlibat



Evaluasi dan Hasil Makrab
Pada acara diskusi dan evaluasi beberapa perwakilan dari wilayah/paroki diminta untuk mengungkapkan keprihatinan yang terjadi di OMK baik di wilayah/paroki maupun di Rayon KP dan kontribusi apa yang bisa diberikan untuk OMK Rayon KP. Dari berbagai masukan dari perwakilan OMK maka disepakati :
Akan dibuat group WA dengan anggota peserta makrab
Akan diadakan pertemuan tgl 17 Maret 2018 di Nanggulan untuk membentuk kepengurusan OMK Rayon Kulon Progo
Akan diadakan Misa bersama OMK oleh Rm. Billie atau yang menggantikan. Waktu menyusul.

Comments

Popular posts from this blog

Jejak Perjalanan Iman: Sejarah Paroki Administratif Pelem Dukuh

  Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...
NATALAN BERSAMA OMK DON BOSCO DAN MISDINAR DOMENICO SAVIO PELEM DUKUH             Natal merupakan hari lahirnya sang juru selamat yaitu Tuhan kita Yesus Kristus. Hari Natal yang telah kita rayakan pada Bulan Desember lalu. Tanggal 13 Januari 2023 di Gereja Santa Maria Fatima Pelem Dukuh diadakan natalan bersama oleh kaum muda dengan judul kegiatan “Natalan Bareng OMK dan Misdinar”. Kegiatan ini dihadiri oleh Orang Muda Katolik (OMK) Don Bosco dan Misdinar Domenico Savio Pelem Dukuh. Yang hadir dalam kegiatan ini bisa dibilang berantusias tinggi dengan jumlah peserta sekitar 50 orang. Tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk merayakan Hari Raya Natal yang merupakan hari spesial di Bulan Desember. Tentunya tujuan lain dari kegiatan yaitu sebagai tempat untuk bisa saling bertemu dan bertegur sapa dengan teman muda satu paroki. Selain itu juga untuk membuat hubungan antara satu dengan yang lain menjadi lebih erat terutama bagi OMK dan ...

Festival Kesenian Tradisional (FKT) 2023

  Festival Kesenian Tradisional (FKT) merupakan sebuah kegiatan yang diadakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) di Rayon Kulon Progo yang bertujuan untuk melestarikan budaya dan juga wadah bagi kaum muda untuk berekspresi. Kegiatan ini diadakan satu tahun sekali yang pada waktu itu sempat terhenti karena adanya covid-19. Pada tahun ini diadakan Kembali FKT yang bertemakan “ Pulih Gigih Linuwih ” dengan logo nyala api. Nyala api yang merah menandakan sebuah keberanian, kekuatan, kegembiraan, gairah, dan juga energi. Pulih berarti sesuatu yang hidup dan menyala bisa mengindikasikan bahwa sesuatu itu sudah pulih. Gigih berarti api yang mempunyai kegigihan, ia berusaha untuk selalu memperbesar diri dan meluaskan areanya serta akan segera menyebar dan tidak mudah untuk dipadamkan. Dan yang terakhir adalah linuwih yang berarti api punya kelebihan yaitu panas dan juga terang dari sekitarnya.  Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 09 Juli 2023 yang bertempat di Lapangan Cubung, Lendah, ...