Skip to main content

Jejak Perjalanan Iman: Sejarah Paroki Administratif Pelem Dukuh

  Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...

Sosialisasi bahaya penggunaan rokok, miras, narkoba dan dampak negatif penggunaan gadget ,Komsos Pelemdukuh bersama Polsek Girimulyo SDK Pelemdukuh,SMP Sanjaya Girimulyo.


"Narkoba itu hal yang dekat dengan kita ...itu bukan hal yang jauh dari sekitar kita,bahkan alat-alatnyapun bisa di buat dengan sederhana,untuk itu anak-anak dihimbau agar tidak memilih menggunakan karena berakibat buruk untuk kesehatan dan masa depan "ungkap pak supriyanto dari polsek girimulyo yang hari ini memberikan penyuluhan tentang bahaya rokok,miras dan narkoba berlokasi di SMP Sanjaya girimulyo.acara kali itu di ikuti oleh murid-murid mulai kelas 4 sampai kelas 9, di adakan oleh komsos Pelemdukuh dalam rangka mengisi masa-masa setelah ujian bagi murid-murid sekolah.

 Dalam kesempatan kali ini juga di adakan sesi penyuluhan tentang penggunaan gadget yang lebih bermanfaat dan juga akibat-akibatnya kalau menggunakan gadget dengan cara yang berlebihan. acara di buka dengan doa pembukaan dan dilanjutkan dengan perkenalan dan salam perjumpaan oleh mbak Agnes Dan selaku wakil dari gereja Pak Slamet (totok) memberikan beberapa patah kata yang berkenaan dengan acara hari ini,


Acara inti di di isi oleh Pak Supriyanto (bripka) selaku pembicara utama dalam penyuluhan kali ini,beliau mengungkapkan bayak hal berkaitan dengan jenis-jenis narkoba,cara-cara polisi mengenali para pecandu hingga contoh-contoh akibat yang ada di sekitar kita , pada kesempatan ini juga di sisipkan sosialisasi agar para pengendara kususnya para murid yang sudah membawa motor agar melengkapi kelengkpan surat dan kelengkapan motornya agar terjaga keamanan pengendara dan juga tidak di tilang , dengan menggunakan bahasa-bahasa yang sederhana dan bisa di pahami para murid Pak Supriyanto juga menerangkan sekaligus mengajak dengan tulus agar anak-anak benar-benar menjauhi narkoba karena berulangkali juga di sebutkan dampak-dampak pastinya yang sudah jelas merusak dan tidak baik.

Dalam sesi ini pak polisi juga membawakan filem pendek untuk sarana penyampaian materi agar tidak monoton dan di sela-sela pemutaran filem tim konsumsi menyediakan minuman dan snack hingga mencairkan suasana ,antusiasisme siswa kali ini cukup menghadirkan harapan semoga pesan yang ingin di sampaikan bisa sampai tujuan .


Dengan adanya penyuluhan ini di tujukan supaya pengetahuan tentang jahatnya narkoba bisa tersosialisasi sampai rata dan berakibat positif nantinya. pada sesi selanjutnya penyuluhan di lanjutkan dengan tema yang berbeda yaitu tentang penggunaan gadget , 
 "kadang tubuh kita sudah memberontak saat kita berlebihan menggunakan gadget kita dengan berlebihan,dengan "keju"(pegal) di punggung namun tanda atau hal semacam itu masih saja kita abaikan , ini bisa berakibat fatal dan dengan ini diharapkan kita lebih bijaksana lagi menggunakan gadget"jelas pembicara...ini di sampaikan oleh tim komsos yang di wakili oleh Monika Asih Triyuniarti,sebuah presentsi yang jelas dan rinci dan menarik tentang tema yang di bahas hingga acaranya selesai dan di tutup dengan doa . Semoga dengan di adakan acara semacam ini peran gereja melalui tim kerjanya dapat menjadi media pewartaan yang efektif sesuai perkembangan jaman .Gereja yang peduli dan membimbing dengan anak-anaknya.

"Saudara-saudari terkasih dalam Tuhan,
Marilah kita bergerak bersama menjadi pembela dan pencinta kehidupan dengan melawan penyalahgunaan narkoba melalui kerjasama terpadu. Gerakan anti narkoba harus kita mulai dari dalam Gereja sendiri dengan melibatkan pribadi-pribadi, keluarga, sekolah, kelompok, tim kerja serta komisi-komisi pada tingkat paroki, keuskupan maupun nasional menurut tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Kerjasama terpadu dengan pihak-pihak mana pun, baikpemerintah (misalnya dengan Badan Narkotika Nasional) maupun swasta, harus kita lakukan untuk memperkuat gerakan anti narkoba. Korban penyalahgunaan narkoba adalah pribadi-pribadi yang telah kehilangan masa lalu dan masa kini maka jangan sampai mereka juga kehilangan masa depannya. Selamatkan korban dan pulihkan kembali martabatnya. Seraya memohon bantuan Bunda Maria, ibu kehidupan, semoga tekad kita menjadi pembela kehidupan dengan memerangi penyalahgunaan narkoba dilindungi dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa dan mahapenyayang. Amin."
(dikutib dari surat gembala KWI th 2013 )
 





Comments

Popular posts from this blog

Jejak Perjalanan Iman: Sejarah Paroki Administratif Pelem Dukuh

  Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...

Festival Kesenian Tradisional (FKT) 2023

  Festival Kesenian Tradisional (FKT) merupakan sebuah kegiatan yang diadakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) di Rayon Kulon Progo yang bertujuan untuk melestarikan budaya dan juga wadah bagi kaum muda untuk berekspresi. Kegiatan ini diadakan satu tahun sekali yang pada waktu itu sempat terhenti karena adanya covid-19. Pada tahun ini diadakan Kembali FKT yang bertemakan “ Pulih Gigih Linuwih ” dengan logo nyala api. Nyala api yang merah menandakan sebuah keberanian, kekuatan, kegembiraan, gairah, dan juga energi. Pulih berarti sesuatu yang hidup dan menyala bisa mengindikasikan bahwa sesuatu itu sudah pulih. Gigih berarti api yang mempunyai kegigihan, ia berusaha untuk selalu memperbesar diri dan meluaskan areanya serta akan segera menyebar dan tidak mudah untuk dipadamkan. Dan yang terakhir adalah linuwih yang berarti api punya kelebihan yaitu panas dan juga terang dari sekitarnya.  Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 09 Juli 2023 yang bertempat di Lapangan Cubung, Lendah, ...

Paskahan 2023 Lingkungan Vicensius Gedong

 Rangkaian Paskah di Gereja dari Minggu Palma sampai misa adhiyuswo sudah selesai. Kini lingkungan-lingkungan di Paroki Adm. Pelem Dukuh yang mengadakan Paskahan Lingkungan. Ini juga yang terjadi di Lingkungan Vicensius Gedong. Rabu 12 April 2023 bertempat di rumah Bapak Pribadi di adakan paskahan Lingkungan di mulai pukul 3 sore. Sekitar pukul setengah 3 sore umat di lingkungan Vicensius Gedong sudah mulai berdatangan, apalagi lingkungan ini di dominasi oleh simbah-simbah yang jalan kaki. Antusias umat cukup bagus terlihat dari umat lingkungan yang rumahnya paling atas sampai rumah yang paling bawah bias hadir dalam paskahan lingkungan ini, dari anak-anak juga sampai simbah-simbah. Pada kesempatan ini Lingkungan Vicensius Gedong juga mengundang Frater Gabriel Singgih dari Seminari Santo Paulus Kenthungan Yogyakarta yang kebetulan berada di Paroki Adm. Pelem Dukuh. Belia juga memimpin ibadat pada sore itu. Frater Singgih yang asli dari Makasar memimpin ibadat dengan Bahasa Jawa, ...