Skip to main content

Jejak Perjalanan Iman: Sejarah Paroki Administratif Pelem Dukuh

  Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...

Minggu Ceria PIA



Setelah selesai misa mingguan masih terdengar alunan lagu yang dinyanyikan dengan riang gembira, dengan suara khas anak-anak…ternyata PIA punya “gawe”. Hari ini tgl 19 November 2017 para pendamping PIA Gereja Pelem Dukuh berkolabrasi dengan OMK Don Bosco mengadakan kegiatan dalam bentuk dinamika kelompok dan renungan untuk anak-anak PIA. 
Pada awalnya kegiatan ini akan dilaksanakan bulan Oktober dan bentuk kegiatannya adalah ziarah ke Gua Maria, namun karena ada banyak kedala acara ini kemudian dirancang dalam bentuk outbond dan ziarah lokal ke Goa Maria Lawangsih. Mengingat November sudah musim penghujan dan dengan banyak pertimbagan outbond PIA ini kemudian diubah menjadi dinamika kelompok dan renungan dipandu oleh OMK Don Bosco.
Pada waktu-waktu yang lalu PIA sudah sering memiiki kegiatan keluar bersama-sama namun hanya sebagai peserta, dimana kegiatan tersebut diselenggarakan oleh pihak luar Gereja Pelem Dukuh, berpijak dari hal inilah Mba Yanti sebagai pendamping PIA, berkeinginan membuat acara sendiri untuk membuat anak-anak PIA lebih senag, semangat dan guyub dalam kehidupan menggereja.


Peserta acara ini adalah kelas 4 SD ke bawah, dan jumlah yang hadir dalam acara ini ± 37 orang. Acara dibuka dengan pertemuan rutin mingguan PIA dipandu oleh Pendamping PIA dan dilanjutkan dinamika kelompok yang dipandu oleh OMK. Dinamika kelompok diawali dengan menyanyi bersama dengan gerakan-gerakan yang di contohkan video dan kakak-kakak OMK. Selanjutnya peserta dibagi menjadi 7 kelompok. 1 kelompok kelas TK kebawah dan 6 kelompok campuran yang terdir dari 4 - 5 orang.

Kelompok TK didampingi Mas Jalu mewarnai gambar, mengingat mereka masih terlalu kecil untuk berdinamika kelompok, sedangkan 6 kelompok lainnya masing-masing didampingi oleh 1 kakak OMK bermain games secara bergantian sesuai pos-pos yang sudah disiapkan. Dalam satu pos akan ada 2 kelompok yang main secara bersamaan untuk ditandingkan.
Pos 1 : Memasukkan pensil kedalam botol

Pos 2 : Estafet bola menggunakan centong sayur

Pos 3 : Estafet karet gelang menggunakan sedotan

Games ditutup dengan permainan dalam kelompok besar, yaitu permainan “apakah engkau mengasihi aku”.

Acara dilanjutkan dengan makan siang dan renungan. Pada renungan ini anak-anak diajak untuk menyadari kenakalan-kenakalan yang biasa mereka lakukan yang membuat orang tua mereka sedih, mengajak anak-anak untuk menyadari betapa besar kasih sayang orang tua terhadap mereka, dan mengajak mereka untuk berterimakasih dan mendoakan orang tua masing-masing….Sangat menyentuh dan mengharukan karena beberapa diantara anak-anak ini sampai menangis tersedu-sedu mengikuti renungan singkat ini. Yessss sukses membuat anak orang menagis….
Acara ditutup dengan nyanyian dan pembagian bingkisan…..Sayonaraaaa…

Comments

Popular posts from this blog

Jejak Perjalanan Iman: Sejarah Paroki Administratif Pelem Dukuh

  Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...
NATALAN BERSAMA OMK DON BOSCO DAN MISDINAR DOMENICO SAVIO PELEM DUKUH             Natal merupakan hari lahirnya sang juru selamat yaitu Tuhan kita Yesus Kristus. Hari Natal yang telah kita rayakan pada Bulan Desember lalu. Tanggal 13 Januari 2023 di Gereja Santa Maria Fatima Pelem Dukuh diadakan natalan bersama oleh kaum muda dengan judul kegiatan “Natalan Bareng OMK dan Misdinar”. Kegiatan ini dihadiri oleh Orang Muda Katolik (OMK) Don Bosco dan Misdinar Domenico Savio Pelem Dukuh. Yang hadir dalam kegiatan ini bisa dibilang berantusias tinggi dengan jumlah peserta sekitar 50 orang. Tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk merayakan Hari Raya Natal yang merupakan hari spesial di Bulan Desember. Tentunya tujuan lain dari kegiatan yaitu sebagai tempat untuk bisa saling bertemu dan bertegur sapa dengan teman muda satu paroki. Selain itu juga untuk membuat hubungan antara satu dengan yang lain menjadi lebih erat terutama bagi OMK dan ...

Festival Kesenian Tradisional (FKT) 2023

  Festival Kesenian Tradisional (FKT) merupakan sebuah kegiatan yang diadakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) di Rayon Kulon Progo yang bertujuan untuk melestarikan budaya dan juga wadah bagi kaum muda untuk berekspresi. Kegiatan ini diadakan satu tahun sekali yang pada waktu itu sempat terhenti karena adanya covid-19. Pada tahun ini diadakan Kembali FKT yang bertemakan “ Pulih Gigih Linuwih ” dengan logo nyala api. Nyala api yang merah menandakan sebuah keberanian, kekuatan, kegembiraan, gairah, dan juga energi. Pulih berarti sesuatu yang hidup dan menyala bisa mengindikasikan bahwa sesuatu itu sudah pulih. Gigih berarti api yang mempunyai kegigihan, ia berusaha untuk selalu memperbesar diri dan meluaskan areanya serta akan segera menyebar dan tidak mudah untuk dipadamkan. Dan yang terakhir adalah linuwih yang berarti api punya kelebihan yaitu panas dan juga terang dari sekitarnya.  Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 09 Juli 2023 yang bertempat di Lapangan Cubung, Lendah, ...