Skip to main content

Jejak Perjalanan Iman: Sejarah Paroki Administratif Pelem Dukuh

  Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...

PERTEMUAN TIM KERJA PSE SE-KEVIKEPAN DIY

PERTEMUAN TIM KERJA PSE SE-KEVIKEPAN DIY

Pertemuan Tim Kerja PSE se-Kevikepan DIY diselenggarakan  pada tgl 04 Mei2017 di Ruang Magister Management Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta pkl 10.00WIB. Pada pertemuan kali ini dibagi menjadi tiga sesi:
•    Pengenalan GET (Green Enterpreneurship Training) oleh Bp. Titus
Pelatihan Green Enterpreneurship diperuntukkan bagi wirausahawan muda kristiani. Kegiatan ini diselenggarakan oleh MM USD

yang didukung oleh komisi PSE Kevikepan DIY.Mengusung tema “Green Enterpreneurship” dengan mengacu pada pentingnya kesadaran

bahwa berbagai jenis usaha ekonomi produktif yang akan dilakukan hendaknya selalu dalam konteks dan menjadi bagian dari upaya

menjaga kelestarian sumber daya alam dan ramah lingkungan sejalan dengan pesan Paus Franciscus dalam Ensiklik “Laudato Si”.
Apa itu green entrepreneurship? Berikut gambarannya :

Keterangan :
-    Bisnis pada umumya berorientasi pada profit,
-    Sesuai pandangan Gereja Katolik, orientasi bisnis tidak hanya mengacu pada keuntungan/profit saja namun harus ramah,

baik secara sosial (orang) dan lingkungan (planet), dimana keuntungan/profit tetap menjadi motor penggeraknya. Bisnis seperti

ini dikenal sebagai Green Economy.
-    Pada tgl 24 Mei 2014 Paus Fransiscus mengeluarkan Ensiklik Laudato Si (memelihara bumi ini dan menjadikan sebagai

rumah kita bersama) sehingga Green Economy dipandang belum cukup, kemudian di kembangkan bisnis yang disebut Green

Enterpreneurship (bisnis yang berorientasi pada keuntungan, sosial/orang, lingkungan dan didasarkan pada Laudato Si)

Tujuan GET adalah membuat wirausahawan muda kristiani yang :
•    Inovatif
•    Mampu mengelola usaha secara menguntungkan
•    Menjunjung tinggi harkat kemanusiaan
•    Peduli pada kelestarian lingkungan dan memiliki spiritualitas kristiani
•    Berkontribusi dalam mewujudkan alam semesta sebagai “rumah bersama”

Pelatihan green entrepreneurship berisi 2 hal, yaitu pengetahuan bisnis dan spiritualitas kristiani. Pelatihan dilakukan

selama 5 hari dan MM USD mengadakan pelatihan 3 kali dalam setahun. Dari 33 Paroki Kevikepan DIY, masih <20 paroki yang sudah

mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti pelatihan tersebut. Lama pelatihan 5 hari, namun ini akan dibicarakan lagi, kalau

memungkinkan akan dipersingkat menjadi 3 hari. Syarat mengikuti pelatihan ini adalah :
-    Memiliki usaha
-    Umur maximum 50th (51 th masih diperbolehkan)
-    Omset maximum 1M/tahun
-    Biaya    : Rp. 300.000,- (Kevikepan DIY)
: Rp. 500.000,- (diluar Kevikean DIY)
: Rp. 750.000,- (diluar Keuskupan Agung Semarang)
•    Oleh-oleh Rapat Regio Jawa oleh R. Billy
Temu PSE Keuskupan se-regio Jawa diselenggarakan tgl 8-10 Maret 2017 di Wisma Resi Aloysii Keuskupan Bogor untuk

mempersiapkan bulan Ajaran Sosial Gereja, Hari Pangan Sedunia dan situasi umum yang dihadapi Gereja saat ini. Peserta Temu

PSE adalah Ketua komisi PSE se-regio Jawa, pemerhati lngkungan hidup dan komisi pendidikan.
a.    Mgr. John Philipus Saklil-Ketua Komisi PSE KWI
Tema : Lingkungan hidup, rumah kita bersama. Bapa Uskup menyapaikan bahwa saat ini kondisi alam telah jauh keadaannya dari

100 th yang lalu, kini alam telah dieksploitasi pihak-pihak tertentu sehingga menjadikan masyarakat setempat tersingkir. PSE

mempunyai kebijakan pastoral (arah dasar gerakan kerasulan PSE) yaitu berkaitan dengan melindungi dan mengelola sumber hak

hidup ekonomi masyarakat lokal.
b.    Ada Dua gerakan yang ingin disasar dari kebijakan pastoral PSE
Bagaimana kita mampu untuk melindungi dan mengelola dengan baik alam ini, supaya hak-hak yang seharusnya masyarakat lokal

dapatkan dapat diperoleh kembali. Suatu gambaran yang jelas bahwa disuatu wilayah yang penduduknya padat, jumlah kemiskinan

juga banyak, terutama masyarakat lokal.
Setiap manusia harus saling melindungi supaya jangan saling menjual antara saudara dan juga masyarakat mempunyai tugas untuk

saling menguatkan dan mementingkan komunitas “masyarakat” di dalam perkembangannya.
c.    Aspek Spiritual
Laudato Si art 91
Rasa persatuan yang mendalam dengan makhuk lain dan alam-lingkungan yang dipenuhi kelembutan, kasih sayang, penghormatan,

penghargaan, dan kepedulian terhadap sesama.
Gaudium Et Spes art 26
Tata masyarakat dilandasi kebenaran, dibangun atas keadilan dan harus dilayani dengan cinta kasih, yang dalam kebebasan

ditemukan keseimbangan yang semakin hari makin semakin manusiawi
d.    Aspek Hukum
UUD 45 pasal 33
Bumi da kekayaan untuk kemakmuran rakyat (tidak untuk perorangan atau pihak tertentu).
Permendagri no 52 th 2014
Pengakuan dan perlindungan wilayah masyarakat adat dan perda
e.    Aspek Sosial : Lembaga adat dan penguatan sosial
f.    Aspek Budaya : Perlindungan atas budaya setempat atau kearifan lokal
g.    Aspek Potensi : Nilai-nilai budaya
h.    Sasaran Ekologi
Tindakan yang sudah dan akan kita lakukan berkaitan dengan memelihara bumi ini dan menjadikan sebagai rumah kita bersama.

Baik itu lewat penanaman pohon, tanaman hidroponik, pengolahan sampah, pembuatan pupuk dan mengadakan pelatihan-pelatihan

kepada masyarakat setempat berkaitan dengan pertanian.
Mengarahkan ardas PSE “melindungi dan mengelola sumber hak hidup ekonomi masyarakat lokal” menjadi gerakan di region dan

mengerucut menjadi gerakan atau program di setiap keuskupan dan terakhir dapat menjadi pilot proyek : basis

umat/paroki/masyarakat.
i.    3M
Melibatkan, mencerdasarkan dan mengembangkan.
Melibatkan? mengajak dan melibatkan sebayak mungkin orang dalam membangun jejaring dengan pihak-pihak yag mempunyai satu visi

misi yang memiliki keprihatinan untuk bergerak.
Mecerdaskan? menjadikan sebayak mungkin orang menjadi kritis dan cerdas dalam menaggapi situasi, berdaya dan berani.
Mengembagkan ?Kerasulan tidak hanya berhenti pada satu isu gerakan, namun peka dengan perkembangan situasi dan menangkap

peluang untuk ambil bagian sebagai wujud kepeduliann gereja.
•    Persiapan bulan ASG (Ajaran Sosial Gereja)
Bulan Agustus adalah bulan ASG. ASG sebenarnya sangat dekat dengan kita seperti air, tapi jika kita tidak “nyemplung” kita

tidak tahu, tidak bias merasakan. ASG berisikan ajaran Gereja tentang permasalahan keadilan diantara kelompok-kelompok dalam

masyarakat. ASG berusaha mengaplikasikan ajaran-ajaran Injil ke dalam realitas sosial hidup bermasyarakat di dunia. ASG

berusaha membawakan terang Injil ke dalam persoalan keadilan sosial di tengah jaringan relasi masyarakat yang begitu

kompleks. Tujuan ASG adalah menghadirkan kepada manusia rencana Allah bagi realitas sekular dan menerangi serta membimbing

manusia dalam membangun dunia seturut rencana Tuhan.

Program Paroki tentang ASG
a.    Pengelolaan limbah keluarga
b.    Jimpitan beras/uang untuk luar gereja
c.    Sosialisasi ASG di paroki bagi yag terlibat
d.    Adanya paket sembako
e.    Katekese umat
f.    Hari studi ASG
g.    Sarasehan ketua lingkungan, prodiakon, dan tokoh
h.    Membuat sumur resapan
i.    Menjalankan APP dengan baik
j.    Diskusi ASG bulanan
k.    Persembahan panen
l.    Pengobatan gratis dan donor darah
m.    Forum komunikasi umat beriman
n.    Pertanian pangan dan perkebunan

Ajaran sosial gereja perlu diketahui dan dipahami oleh seluruh umat katolik. Secara khusus, kaum muda perlu disapa juga untuk

lebih mendalami ajaran –ajaran gereja, terutama dalam dunia sosial, ekonomi dan politik untuk menunjukkan keterlibatan dan

kepedulian gereja katolik terhadap perkembagan hidup umat manusia. Docat merupkan terobosan untuk memperkenalkan dan mengajak

kaum muda katolik untuk terlibat aktif dalam kehidupan sosial sembari mewartakan sukacita injil
Untuk menyambut Bulan ajaran Sosial Gereja, PSE Kevikepan Yogyakarta akan membuat lembaran Sisipan untuk katekese ASG 500lbr

per minggu dan buku panduandimana dibagian belakang buku akan dibuat karikatur untuk lebih menarik umat untuk membaca.
Pertemuan dilanjutkan dengan tanya jawab dan sharing, kemudian ditutup dengan doa dan dilanjutkan dengan santap siang.

Sayonaraaaaaa.

Comments

Popular posts from this blog

Jejak Perjalanan Iman: Sejarah Paroki Administratif Pelem Dukuh

  Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...

Festival Kesenian Tradisional (FKT) 2023

  Festival Kesenian Tradisional (FKT) merupakan sebuah kegiatan yang diadakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) di Rayon Kulon Progo yang bertujuan untuk melestarikan budaya dan juga wadah bagi kaum muda untuk berekspresi. Kegiatan ini diadakan satu tahun sekali yang pada waktu itu sempat terhenti karena adanya covid-19. Pada tahun ini diadakan Kembali FKT yang bertemakan “ Pulih Gigih Linuwih ” dengan logo nyala api. Nyala api yang merah menandakan sebuah keberanian, kekuatan, kegembiraan, gairah, dan juga energi. Pulih berarti sesuatu yang hidup dan menyala bisa mengindikasikan bahwa sesuatu itu sudah pulih. Gigih berarti api yang mempunyai kegigihan, ia berusaha untuk selalu memperbesar diri dan meluaskan areanya serta akan segera menyebar dan tidak mudah untuk dipadamkan. Dan yang terakhir adalah linuwih yang berarti api punya kelebihan yaitu panas dan juga terang dari sekitarnya.  Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 09 Juli 2023 yang bertempat di Lapangan Cubung, Lendah, ...

Paskahan 2023 Lingkungan Vicensius Gedong

 Rangkaian Paskah di Gereja dari Minggu Palma sampai misa adhiyuswo sudah selesai. Kini lingkungan-lingkungan di Paroki Adm. Pelem Dukuh yang mengadakan Paskahan Lingkungan. Ini juga yang terjadi di Lingkungan Vicensius Gedong. Rabu 12 April 2023 bertempat di rumah Bapak Pribadi di adakan paskahan Lingkungan di mulai pukul 3 sore. Sekitar pukul setengah 3 sore umat di lingkungan Vicensius Gedong sudah mulai berdatangan, apalagi lingkungan ini di dominasi oleh simbah-simbah yang jalan kaki. Antusias umat cukup bagus terlihat dari umat lingkungan yang rumahnya paling atas sampai rumah yang paling bawah bias hadir dalam paskahan lingkungan ini, dari anak-anak juga sampai simbah-simbah. Pada kesempatan ini Lingkungan Vicensius Gedong juga mengundang Frater Gabriel Singgih dari Seminari Santo Paulus Kenthungan Yogyakarta yang kebetulan berada di Paroki Adm. Pelem Dukuh. Belia juga memimpin ibadat pada sore itu. Frater Singgih yang asli dari Makasar memimpin ibadat dengan Bahasa Jawa, ...