Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...
HARI RAYA KENAIKAN TUHAN
25 Mei 2017
Kenaikan Yesus Kristus, bukanlah perpisahan dengan kita umat-Nya, sebab Ia berjanji akan hadir ditengah-tengah kita, dengan cara/bentuk yang berbeda saat masih berkarya di Palestina. Yesus Kristus hadir untuk menyatakan kebersamaannya dengan kita, namun hanya dalam ekaristilah kehadiran Tuhan Yesus menjadi paling istimewa, menjadi paling nyata, dan sungguh mencapai puncaknya karena Yesus ada ditengah-tengah kita dan menjadi makanan/santapan untuk kita semua.
Kita bersyukur karena kita tidak akan pernah ditinggalkan sebagai anak yatim dan bahkan kepada kita dipercayakan tugas untuk menjadi saksi, untuk bersaksi akan kemuliaan Tuhan bagi sekalian orang dengan mewartakan kabar baik, belajar berbudaya kasih supaya ada kebersamaan, persaudaraan, kegembiraan, suka cita dan kebahagiaan.
Misa perayaan Kenaikan Tuhan di Gereja St Maria Fatima Pelem Dukuh dimulai pkl. 09.00 WIB dan dipimpin oleh Rm. Modestus Suprianta Pr. Bacaan hari ini :
- Bacaan I : Kis 1:1-11
- Mazmur : Mzm 47:2-3.6-7.8-9
- Bacaan II : Ef 1:17-23
- Injil : Mat 28: 16-20
Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.
Sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati, kesebelas murid berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.Ketika melihat Dia, mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Homili :
Dalam bacaan Injil Yesus memberikan ungkapan terakhir saat Yesus belum terangkat ke Surga kepada murid-muridnya yang akan ditinggalkan. Tetapi apa yang disampaikan Yesus ini sungguh-sungguh menjadi kepenuhan akan janji-janji sebelumnya bahwa akan menyertai.
Kepergiannya sudah lama diisyaratkan, penyertaan juga sudah lama ditandakan. Pertanyaan refleksi untuk kita : Sungguhkah kita menapaki jalan-jalan Tuhan dalam Yesus? Apakah masih kita duakan? Apakah sesekali saat kita butuh? atau dalam kondisi apapun (sakit, senang, susah) kita tetap setia pada Tuhan?
Yesus menjanjikan akan mengutus penghibur, maka Aku harus pergi, jika Aku tidak pergi pengibur tidak akan datang, dan roh penghibur/penolong itulah yang akan menyatakan semua kepadamu. Penghibur ini adalah Roh Kudus. Roh yang akan menyertai kita sampai akhir jaman. Pertanyaan refleksi bagi kita : Apakah kita selalu merasa jika kita dilindungi, didampingi oleh Tuhan?, Apakah yang membuat kita tenteram memang benar-benar Tuhan ataukah barang duniawi?. Oleh karena itu kita dianjurkan untuk berdoa novena mohon turunnya Roh Kudus selama 9 hari agar hidup kita selalu di tuntun oleh Roh Kudus.
Kenaikan Yesus ke surga bukan untuk meninggalkan kita, tetapi untuk melanjutkan karya-Nya. Tidak pernah sebentarpun Tuhan lupa atau meninggalkan umatnya (Gusti mboten sare). Kemuliaan Tuhan adalah harapan bagi kemuliaan kita, kalau sekarang Yesus sudah mulia dan kuasa pengandilan diberikan kepada-Nya, kita yag terhitung anggota tubuhnya pastilah tidak akan ditelantarkan. Maka marilah kita serahkan hidup kita terhadap penyelenggaraan penyelamatan Tuhan dengan catatan : kenaikan Yesus ke surga mengandung tugas bagi kita semua untuk mewartakan kebangkitan/keselamatan bagi seluruh bangsa.
Kita punya ungkapan budaya kasih (pandeganing budaya tresno), maka marilah kita wujudkan budaya kasih mulai dari diri kita sendiri dalam keseharian kita, terutama pada masa-masa ini, hal tersebutlah yang ditekankan untuk bangsa Indonesia.
Comments
Post a Comment