Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...
SELASA dalam Pekan Suci “… Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku” (Yoh 13:21) Jika kita membayangkan diri sebagai bagian dari murid-murid Yesus maka terdapat sebuah kengerian . Seorang Guru berkata bahwa Ia akan diserahkan kepada musuh dan mengalami maut. Kengerian itu dapat kita rasakan jika salah satu dari anggota kita sedang mengalami sakratul maut. Kekhasan dari perikop ini adalah pengalaman Yesus yang dikhianati oleh Yudas. Pengkhianatan menunjukkan bahwa sebagai seorang manusia kita lebih mudah memilih untuk tidak setia dan berbuat keji. Pengkhianatan yang dilakukan Yudas membawa konsekuensi pada penderitaan yang harus dialami oleh Yesus. Pengkhianatan Yudas membawa pada peristiwa ngeri yang harus dialami oleh Yesus. Pengkhianatan Yudas pun juga terjadi dapat terjadi pada zaman sekarang ini, mungkin saja hanya dalam skala yang lebih kecil. Pengkhianatan akan menjaga janji setia dalam perkawinan, pe...