Paroki Administratif Pelem Dukuh adalah sebuah kisah tentang keteguhan iman, semangat pengabdian, dan perjuangan tak kenal lelah dari sekelompok umat Katolik yang bertekad membangun komunitas spiritual di tengah tantangan zaman. Cerita ini dimulai dengan seorang pria sederhana bernama Ignatius Tukidin, yang menjadi pelopor umat Katolik pertama di Pelem Dukuh. Pada tahun 1929, Bapak Ignatius Tukidin dipermandikan di Ploso Promasan setelah mengenal agama Katolik di Sekolah Rakyat (SR) Boro. Dengan bimbingan Romo Prennthaler, ia dikirim ke Mendut dan Ungaran untuk mengikuti kursus guru agama. Ketika ia kembali, benih iman yang ia bawa mulai bersemi di tanah Pelem Dukuh. Rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya misa pertama, meski hanya tiga orang yang menerima komuni saat itu: Ignatius Tukidin sendiri, Bapak Sastroadmojo, dan Bapak Tjokrosiswoyo. Inilah awal mula dari perjalanan panjang umat Katolik di Pelem Dukuh. Tak lama kemudian, hadir pula Ibu Yakoba Sikem, yang menjadi umat ...
27 UMAT PELEM DUKUH MENERIMA SAKRAMEN PENGUATAN “Yang benar sakramen penguatan atau sakramen krisma??” Ini adalah hal pertama yang ditanyakan Bp. Uskup Mgr.Robertus Rubiyatmoko dalam khotbahnya di Gereja Adm Santa Maria Fatima Pelem Dukuh. Sebelum mengulas bacaan hari ini Beliau ingin meluruskan istilah yang sering salah kaprah diartikan oleh umat. Sakramen Penguatan atau Sakramen Krisma yang benar? yang benar adalah Sakramen Penguatan yang diterimakan dengan minyak krisma. Hari ini Sabtu 21 Juli 2018, sebanyak 27 umat di Gereja Pelem Dukuh menerima Sakramen penguatan oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko. Misa dimulai pkl. 14.00 dipimpin oleh Mgr. Ruby dan di dampingi oleh Rm. Modestus Supriyanta Pr selaku pastor paroki. Dalah homilinya Mgr. Robertus Rubiyatmoko menyampaikan "Mengapa dinamakan Sakramen Penguatan?" hal ini dikarenakan Sakramen penguatan membuat kita semakin kuat, kuat didalam iman, kuat didalam kepercayaan, dalam harapan dan k...